TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama masih terus berupaya mencari keberadaan 225 jemaah haji asal Indonesia yang belum pulang ke tenda masing-masing setelah tragedi Mina. Kementerian menyatakan akan berupaya maksimal untuk melakukan penyisiran dan penelusuran.
"Kami telah membentuk tim yang bekerja selama 24 jam untuk bisa segera mendapatkan informasi dan menelusuri keberadaan jemaah kita yang memang belum kembali ke kloternya masing-masing," kata Menteri Lukman Hakim Saifuddin, seperti ditulis dalam laman Kemeneg.go.id, Sabtu, 26 September 2015.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji mencatat sedikitnya ada 225 jemaah yang dilaporkan belum kembali ke tenda mereka di Mina hingga Jumat, 25 September, pukul 07.00, setelah tragedi pada Kamis pagi waktu setempat. Mereka berasal dari kloter BTH (Batam) 14 sebanyak 14 orang, kloter SUB (Surabaya) 48 sebanyak 19 orang, dan kloter JKS (Jakarta Bekasi) 61 sebanyak 192 orang.
Panitia Haji mengatakan ada beberapa alasan jemaah belum kembali ke pemondokan. Misalnya, sedang beribadah ke Masjidil Haram, tersesat, dan berkunjung ke kerabatnya di maktab lain. Karena itu, panitia belum bisa memastikan apakah mereka termasuk korban tragedi Mina atau tidak.
Panitia telah mengidentifikasi dua jemaah asal Indonesia yang tewas dalam tragedi Mina. Mereka adalah Busyaiyah Saleh Abdul Gafar, 50 tahun, dari Kloter BTH 14; serta Hamid Atwii Tarji Rofia, 51 tahun, dari kloter SUB 48. Sedangkan seorang korban tewas lainnya masih diidentifikasi.
Ada pula enam jemaah yang mengalami luka dan masih dirawat di rumah sakit. Mereka adalah
1. Zulaiha Alam, kloter BTH 14, nomor paspor B1306305, dirawat di RSAS Jizrul Mina;
2. Ubaid bin Komaruddin, kloter JKS 61, nomor paspor B0745300, dirawat di RSAS Jizrul Mina;
3. Ending bin Rukanda, kloter JKS 61, nomor paspor B0745297, dirawat di RSAS Jizrul Mina;
4. Arninda Idris, kloter BTH 14, nomor paspor B1307797, dirawat di RSAS King Abdullah;
5. Fadillah Nurdin, kloter BTH 14, nomor paspor B1306258, dirawat di Klinik 107 Mekah;
6. Yusniar Abdul Malik, kloter MES 7, nomor paspor B1060451, dirawat di RSAS Al Nur.
INDRI MAULIDAR | KEMENAG.GO.ID
Baca juga:Gawat, Inilah yang Bisa Bikin Sepak Bola Mati Pelan-pelan