TEMPO.CO, Sukabumi - Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi, Jawa Barat, mengamankan 16 imigran ilegal asal Bangladesh dan India yang terdampar di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Mereka berangkat menggunakan perahu kayu dari Pantai Pameungpeuk, Kabupaten Garut, hendak menyeberang ke Pulau Christmas, Australia. "Kami mendapatkan informasi adanya imigran yang terdampar di Pantai Jayanti, Cidaun, Cianjur, Rabu dinihari, 23 September 2015, sekitar pukul 02.30 WIB. Kami lalu mengutus anggota ke Cidaun untuk memastikan informasi itu," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi Filianto Akbar di Sukabumi, Kamis, 24 September 2015.
Menurut Filianto, dari informasi yang diperoleh di Kepolisian Sektor Cidaun, jumlah imigran ilegal tercatat sebanyak 18 orang ditambah tiga orang anak buah kapal (ABK) yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Namun, imigran yang dibawa ke Kantor Imigrasi Kelas II Sukabumi hanya 16 orang. "Yang kami bawa ke Rumah Detensi Imigrasi di Kantor Imigrasi Sukabumi hanya 16 orang. Dua warga Pakistan dan tiga anak buah kapal masih diperiksa petugas dari Kepolisian Resor Cianjur," tutur Filianto.
Berdasarkan keterangan, belasan imigran menumpang perahu kayu sejenis jukung. "Mereka berkumpul di satu titik. Kemudian akan berangkat ke Pulau Christmas," katanya. Namun, sebelum tiba di Pulau Christmas, perahu yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar. "Sehingga mereka terdampar di Cidaun karena kehabisan bahan bakar."
Berdasarkan pemeriksaan, sebagian di antara mereka memiliki dokumen pengungsi dari United Nations High of Commissioners for Refugees (UNHCR). Menurut Filianto, para imigran itu terpaksa mengungsi dari tanah kelahiran mereka karena konflik yang melanda negara mereka. Di Indonesia, UNHCR telah menempatkan mereka di tempat penampungan sementara di Cisarua, Bogor.
Pihak imigrasi telah berkoordinasi dengan International Organizations of Migration (IOM) untuk menangani para imigran tersebut. Utamanya menyangkut pembiayaan selama mereka berada di Rumah Detensi Imigrasi. "Kami belum bisa pastikan berapa lama mereka akan berada di sini," ujar Filianto.
DEDEN ABDUL AZIZ