TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang pria berjubah putih tiba-tiba memasuki pelataran markas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dengan sigap, mereka langsung menghampiri panitia dan meminta surat-surat hewan yang akan disembelih untuk memperingati hari Idul Adha 1436 Hijriah.
Kepada panitia kurban, mereka menunjukkan identitas sebagai petugas pemeriksa dari Suku Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Jakarta Selatan. Salah satu di antaranya adalah Nurhasan Mas'ud, yang juga merupakan peneliti di Laboratorium Unit Pelayanan Kesehatan Hewan, Teknologi Peternakan, dan Pengujian Hasil Mutu Peternakan. Ia didampingi mahasiswa magang dari Institut Pertanian Bogor, Aang Hasanudin.
"Tadi ngecek surat-surat hewannya lengkap. Jelas dari mana asalnya," kata Nurhasan kepada Tempo di markas pusat PDIP, Kamis, 24 September 2015. Menurut dia, Surat Keterangan Kesehatan (SKK) 16 sapi dan 5 kambing kurban PDIP memenuhi syarat.
Tak puas dengan secarik kertas, Nurhasan dan Aang lalu ikut menginspeksi pemotongan daging. Mengenakan sarung tangan karet warna biru, Nurhasan memotong hati sapi untuk memeriksa cacing pita, dan limpa untuk memeriksa antraks serta jantung untuk filariasis.
"Yang di PDIP ini penanganannya cukup bagus, mulai dari pemotongan sampai ke pengulitan," kata Nurhasan sambil menunjukkan hati sapi yang berair. "Kalau berair begini artinya enggak ada bantingan sapi saat dipotong. Kalau dibanting akan berpengaruh ke hati, dan nanti rasa daging juga berubah."
Nurhasan juga tidak menemukan adanya daging yang berpenyakit. "Kalau SKK lengkap, berarti sejak awal hewan kurban sudah dicek sama petugas kami," kata dia. "Jadi sudah tak ada masalah."
Setiap tahun, Nurhasan dan timnya rutin berkeliling dari satu tempat kurban ke tempat lain untuk mengecek prosedur pemotongan hewan apakah memenuhi standar atau tidak, serta kesehatan daging kurban yang akan dikonsumsi ribuan keluarga di Jakarta. Mereka dilepas Wali Kota Jakarta Selatan setelah salat Idul Adha. "Di PDIP ini tempat ke sepuluh hari ini," kata Nurhasan.
Ia tak keberatan menjalankan tugas di saat yang lain bersama keluarga. Begitu pula Aang yang antusias ikut membolak-balik daging sapi untuk mengecek kesehatan. "Ini magang pertama saya langsung ke lapangan," kata dia. Jas putih Aang hingga berbecak merah tepercik darah sapi.
INDRI MAULIDAR