TEMPO.CO, Jakarta - Ketua panitia salat Idul Adha Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, Hadi Syarifuddin, mengatakan ada 350 warga negara Indonesia yang hadir dalam pelaksanaan kegiatan perayaan Idul Adha setempat. Mereka berasal dari Kota Kinabalu dan sekitarnya.
"Sekitar 350 WNI berkumpul di halaman parkir kantor Konsulat Jenderal RI, Kota Kinabalu," kata Hadi, dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada Kamis, 24 September 2015.
Seorang warga negara Indonesia yang hadir bersama keluarganya, Hisam Mawardi, mengatakan saat merayakan hari besar agama seperti salat Id, dirinya selalu datang ke kantor Konsulat Jenderal Indonesia di negara itu. "Saya merasa seperti pulang kampung karena bertemu dengan saudara-saudara WNI lainnya," kata pria yang bekerja sebagai pengemudi dan tinggal di daerah Inanam itu.
Seorang WNI lain yang hadir, Boni Ventura, mengatakan dirinya selalu ikut acara silaturahmi setelah kegiatan salat Idul Adha. Boni yang beragama Kristen pun senang berkumpul dengan sesama warga Indonesia lain di kantor itu. "Acara salat Id di kantor KJRI Kota Kinabalu selalu penuh karena telah menjadi ajang berkumpulnya warga Indonesia di sekitar kawasan Kota Kibalu," kata pria yang bekerja sebagai cleaning service ini.
Kepala Seksi Sekretariat Konsulat Jenderal Republik Indonesia Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, Wasito Achmad mengatakan kegiatan salat Idul Adha diimami Ustad Haras Bacho, sedangkan khotbah diisi oleh Ustad Mukhlis Sitanggang. Salat berlangsung khidmat.
Ustad Mukhlis menyampaikan khotbah berjudul pengorbanan Nabi Ismail yang dapat menjadi contoh bagi warga Indonesia di Sabah dalam berkorban. Ia mengingatkan bahwa berkurban sebaiknya dilakukan tanpa pamrih. "Kurban juga dapat diberikan tidak hanya material tetapi juga dapat berupa ilmu dan waktu," kata Wasito, mengulang pernyataan Mukhlis.
Konsul Indonesia di Kota Kinabalu Akhmad D.H. Irfan mengajak seluruh masyarakat menjaga martabat dan citra baik bangsa Indonesia dengan tidak melanggar peraturan setempat seperti melanggar lalu lintas atau parkir tidak pada tempatnya. "Hal itu akan membuat citra negatif bangsa kita," kata Irfan. Irfan pun mengajak masyarakat Indonesia di daerah itu untuk tetap menjalin komunikasi dengan keluarga di Tanah Air.
MITRA TARIGAN