TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah tokoh dan praktisi hukum masih ramai berdatangan ke kediaman almarhum Adnan Buyung Nasution di Jalan Poncol Lestari, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Hingga Kamis dinihari 24 September 2015 pukul 00:00 WIB suasana rumah Adnan Buyung masih ramai dikunjungi oleh para pegiat hukum seperti Todung Mulya Lubis, Hotma Sitompul, Hendardi, Refly Harun, Saldi Isra.
Tampak juga politisi seperti Eros Djarot, Sys NS, termasuk Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso. Terlihat juga aktivis Malari, Hariman Siregar, mantan Deputi Gubernur BI Miranda Swaray Goeltom dan mantan Ketua BPK Hadi Purnomo.
Aktivis HAM, Hendardi mengatakan almarhum Adnan Buyung Nasution adalah sosok yang memberi warna tersendiri dalam dunia hukum di Tanah Air. "Bang Buyung, orang yang gigih dan memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan HAM, menegaskan keadilan serta mengedepankan demokrasi," katanya.
"Bukan hanya saya yang kehilangan Bang Buyung, tetapi bangsa Indonesia juga kehilangan beliau," ujar Hendardi .
Menurutnya, banyak hal yang menjadi semacam "legacy" atau menjadi warisan dari Adnan Buyung Nasution.
"Mulai dari mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (LBHI), mendirikan Peradin (Persatuan Advokat Indonesia), hingga membimbing para sarjana hukum untuk turut menjadi pejuang keadilan," ujarnya.
Sementara itu, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengatakan almarhum Adnan Buyung Nasution merupakan sosok yang selalu antusias dan berkomitmen tinggi dalam membela siapa pun yang minta dibela.
"Abang Buyung, memiliki pribadi yang luar biasa. Langkahnya terkadang dinilai kontroversial terutama karena sesekali berseberangan dengan pegiat hukum. Tapi itu karena memang orangnya heroik dan selalu semangat," ujar Refly.
Adnan Buyung Nasution, meninggal dunia hari Rabu 23 September 2015 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, karena menderita gagal ginjal.
ANTARA