TEMPO.CO , PONTIANAK:– Warga Muhammadiyah yang melaksanakan sholat Idul Adha dalam kabut asap di Kota Pontianak, Rabu 23 September 2015. Indeks Standar Pencemaran Udara mendeteksi udara memasuki status bahaya. “Shalat Idul Adha bagi warga Muhammadiyah secara serentak dilakukan hari ini di 14 kabupaten/kota di Kalbar,” ujar Ketua Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat, Ahmad Zais. Bertempat di komplek Perguruan Muhammadiyah, beberapa jemaah tampak menggunakan masker.
Sementara itu, sejak pukul 04.00 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Siantan Pontianak melansir data konsentrasi partikulat PM10 di Kota Pontianak mencapai angka 397,82 microgram per meter kubik. Angka tersebut terus naik pada pukul 11.00 WIB mencapai angka 809,48 microgram per meter kubuk.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pontianak sudah menyiapkan tempat Shalat di halaman Taman Alun Kapuas dan sepanjang Jalan Rahadi Oesman, untuk jemaah yang melaksanakan Sholat Idul Adha Kamis 24 September 2015.
Kabut asap di Kota Pontianak kembali menyelimuti, setelah sempat membaik pada hari Minggu dan Senin kemarin. Saat peristiwa titik kulminasi di Tugu Khatulistiwa, 22 September kemarin udara sudah kembali memburuk.
Prakirawan Cuaca BMKG Supadio Pontianak, Deby, mengatakan jarak pandang hanya 700 meter pada pagi hari. “Mendekati pukul 10.00 WIB, jarak pandang menurun hingga ke 400 meter,” katanya.
Berdasarkan pantauan satelit Modis hingga pukul 05.00 pagi tadi, terpantau 248 titik panas di Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang kembali menjadi daerah yang paling banyak terdapat titik panas, yakni sebanyak 123 titik. Menyusul Kabupaten Kubu Raya dengan 58 titik panas, Kabupaten Mempawah 35 titik panas, Kabupaten Kayong Utara 16 titik panas dan Kabupaten Kapuas Hulu dua titik. Kabupaten Landak, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Sambas masing-masing satu titik.Sedangkan Kabupaten Sanggau empat titik panas, dan Kabupaten Sintang tujuh titik panas.
ASEANTY PAHLEVI