Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukti Cukup, Lokasi Penemuan Arca Durga di Malang Tak Digali

image-gnews
Petugas BP3 Trowulan memeriksa sebuah Arca Singa yang ditemukan di daerah Merjosari, Malang, Jawa Timur, 27-7, 2012. Arca singa tersebut merupakan peninggalan kerajaan Gajayana yang merupakan Kerajaan tertua di Jawa Timur. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat
Petugas BP3 Trowulan memeriksa sebuah Arca Singa yang ditemukan di daerah Merjosari, Malang, Jawa Timur, 27-7, 2012. Arca singa tersebut merupakan peninggalan kerajaan Gajayana yang merupakan Kerajaan tertua di Jawa Timur. TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Lokasi penemuan arca Dewi Durga Mahisasuramardini tidak akan digali untuk menguji benar-tidaknya ada candi warisan Kerajaan Majapahit atau Singasari. Arca tersebut ditemukan oleh Ngatiran, 63 tahun, penduduk Jalan Mentaraman, RT 35/RW 08, Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, awal September lalu. Arca temuan itu masih disimpan di markas Kepolisian Sektor Sumberpucung.

Menurut Koordinator Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Cagar Budaya  Mojokerto Nugroho Harjo Lukito, uji penggalian di lokasi penemuan arca tidak dilakukan karena bukti-bukti di lapangan, termasuk pengamatan langsung  di kantor polisi, sudah cukup untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan analisis ikonografi.

Sebagai pembanding, candi-candi di Jawa Tengah umumnya difungsikan untuk memuja dewa-dewa. Sedangkan candi-candi di Jawa Timur  difungsikan untuk pemujaan para leluhur raja-raja dalam bentuk arca perwujudan dewa. “Namun tidak diketahui raja yang dipuja tersebut. Diduga raja era Majapahit atau akhir Singasari,” kata Nugroho kepada Tempo pada Selasa kemarin, 22 September 2015.

Nugroho menuturkan dari seluruh benda temuan, tinggal potongan kaki yang dicurigai sebagai arca perwujudan. Tapi wujudnya tidak diketahui  karena  kondisinya sudah tidak utuh. Uji penggalian tidak dilakukan sesuai dengan aturan akademis bahwa tidak boleh mencari benda-benda yang tidak diketahui letaknya secara pasti.

Berdasarkan pengamatan terhadap bentang lahan, diduga tidak terdapat candi di Jatiguwi karena lokasi penemuannya tidak pernah mengalami dampak erupsi sebuah gunung api. Sebuah lokasi yang diduga ada candi biasanya ditandai dengan reruntuhan bangunan candi akibat erupsi sebuah gunung.

Lokasi penemuan arca hanya berupa lapisan tanah tertutup sedimentasi sebuah sungai yang terakumulasi dalam jangka waktu yang lama. Nugroho menduga di lokasi penemuan hanya ada batur altar atau alas candi (lapik) bagian pendapa sebuah bangunan untuk kegiatan pemujaan terhadap tokoh Durga. “Tinggal analisis fungsinya yang harus dilakukan, apakah murni untuk tokoh Durga saja atau ada tokoh lain,” ujar Nugroho.

Analisis ikonografi berfokus pada analisis material, langgam arca atau detail arca. Analisis langgam arca, misalnya, bertujuan untuk mengetahui apakah arca yang ditemukan sudah memenuhi persyaratan pembuatan arca Hindu, yakni  hiasan apa saja  yang menempel di arca. Hiasan itu berupa mahkota, gelang, kalung, upawita (tali kasta yang diselempangkan), termasuk senjata-senjata cakra dan sangka (cangkang).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari pengamatan benda, Nugroho membenarkan arca yang ditemukan Ngatiran adalah arca Durga di Indonesia. Acuannya, ciri utama yang umum terlihat pada acar Durga di India adalah dewa yang menunggang singa. Sedangkan arca Durga di Indonesia sangat dipengaruhi tradisi lokal dengan ciri utama sang dewa menaiki lembu atau nandi.

Dilihat dari penggambaran Dewi Durga-nya, arca di Jatiguwi identik dengan akhir masa Singosari. Durga di Jatiguwi identik dengan aliran kiri, yakni Durga yang digambarkan sedang krodha (murka). Dalam kondisi normal, itu adalah manifestasi Dewi Parwati. Sedangkan dalam kondisi marah ia menjelma menjadi Dewi Durga Mahisasuramardini.  “Analisis ikonografi itu juga nantinya berkaitan dengan pemberian kompensasi pada si penemu,” kata Nugroho.

Sebelumnya, pada Rabu, 9 September 2015, Mardzuki Dwi Cahyono menyarankan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto untuk melakuan uji penggalian di lokasi penemuan arca Dewi Durga Mahisasuramardini.

Menurut arkeolog dari Universitas Negeri Malang itu, penemuan arca Dewi Durga Mahisasuramardini menambah referensi peninggalan purbakala di selatan Gunung Kawi lantaran selama ini banyak penemuan benda purbakala di tempat lainnya.

ABDI PURMONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

59 hari lalu

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.


Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

31 Desember 2023

Pulau Sempu. dok. TEMPO/Jalil Hakim
Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

Mahasiswa IPB University hilang kemudian ditemukan meninggal di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Di manakah tepatnya pulau ini?


3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

Warga mengevakuasi kambing di kawasan yang sempat disapu awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin, 5 Desember 2022. Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember membuat puluhan rumah rusak dan 1.979 warga mengungsi. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.


Melihat Candi Lumbung, Bangunan Bersejarah yang Pernah Tertimpa Erupsi Gunung Merapi

30 Juni 2023

Candi Lumbung yang pernah terkena erupsi Merapi. Tempo.co/Arimbihp
Melihat Candi Lumbung, Bangunan Bersejarah yang Pernah Tertimpa Erupsi Gunung Merapi

Saat ditemukan pertama kali, kondisi Candi Lumbung Sengi tidak lagi utuh.


Menunggu Berbuka Puasa di Alun-alun Malang

1 April 2023

Satu keluarga asal Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, sedang bersiap melakukan buka puasa bersama di Alun-alun Merdeka Malang pada Ahad petang, 26 Maret 2023. TEMPO/Abdi Purmono.
Menunggu Berbuka Puasa di Alun-alun Malang

Alun-alun Merdeka Malang menjadi salah satu destinasi wisata sekaligus tempat warga menunggu waktu berbuka puasa.


Destinasi Wisata di Malang Raya, Kampung Jodipan sampai Gunung Bromo

1 April 2023

Aksi mahasiswa saat menampilkan pertunjukkan seni tari kontemporer di kawasan Kampung Warna-warni Jodipan, Malang, Jawa Timur, 7 Desember 2016. Aris Novia Hidayat
Destinasi Wisata di Malang Raya, Kampung Jodipan sampai Gunung Bromo

Malang Raya meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu. Ini destinasi unggulannya, Kampung Jodipan sampai Gunung Bromo.


Ledakan Merusak 3 Rumah dan Tewaskan 1 Orang di Malang, Ini Kata Polisi

12 Maret 2023

Kondisi rumah yang rusak akibat ledakan diduga dari bahan baku petasan di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 11 Maret 2023. (ANTARA/HO-Warga Dusun Pulosari)
Ledakan Merusak 3 Rumah dan Tewaskan 1 Orang di Malang, Ini Kata Polisi

Satu orang tewas karena ledakan yang diduga berasal dari bahan baku pembuatan petasan di Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 11 Maret 2023.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Cerita Warga Terbangun dan Lari Sebab Gempa Dinihari di Malang

21 Desember 2022

Pusat gempa berada di laut 84 km BaratDaya Kabupaten Malang. bmkg.go.id
Cerita Warga Terbangun dan Lari Sebab Gempa Dinihari di Malang

Gempa dengan kekuatan Magnitudo 4,8 telah menggetarkan wilayah Malang dan sekitarnya di Jawa Timur, pada Rabu dinihari, 21 Desember 2022


Usai Tragedi Kanjuruhan, Pemkab Malang Ajukan Dana Rp 580 Miliar untuk Renovasi Stadion

12 Oktober 2022

Suasana Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu, 5 Oktober 2022. ANTARA/Vicki Febrianto
Usai Tragedi Kanjuruhan, Pemkab Malang Ajukan Dana Rp 580 Miliar untuk Renovasi Stadion

Pemkap Malang juga berencana membangun monumen peringatan tragedi Kanjuruhan di area stadion.