Dia berharap dengan sisa air yang ada dari Bendung Rentang bisa digunakan untuk PDAM Kabupaten Indramayu. “Karena ini satu-satunya harapan kami,” katanya. Sedangkan untuk masyarakat di Indramayu, Tatang meminta untuk bijak dan berhemat dalam menggunakan air.
Sedangkan Asda 2 Pemkab Indramayu, Susanto, pun meminta kepada petani yang ada di wilayah hulu untuk bisa memanfaatkan air sisa dari Sungai Cimanuk secara bijaksana. “Dalam arit, kami meminta mereka untuk lebih mendahulukan kebutuhan air bersih untuk masyarakat dibandingkan untuk tanaman,” kata Susanto.
Sementara itu prakirawan Badan Metereologi Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyin, menjelaskan jika dibandingkan daerah lainnya di wilayah Cirebon, Kabupaten Indramayu akan paling terakhir memasuki musim hujan. “Hujan di Kabupaten Indramayu diprediksi baru akan turun pada pertengahan November –awal Desember 2015,” kata Faiz.
Kekeringan juga melanda Kota Tasikmalaya. Akibatnya Petani tak bisa lagi menanam ikan karena kolamnya mengering, pengusaha ikan menderita kerugian karena omzetnya menurun hingga 70 persen.
"Saya hanya bisa menjual 800 kwintal (per hari), sebelumnya ikan bisa laku diatas 5 ton (per hari). Turun 70 persenan," kata salah seorang pengusaha ikan air tawar, Jaka saat ditemui di rumahnya, di Cigeureung, Tasikmalaya, Selasa 22 September 2015.
Selain kekeringan, Jaka mengatakan, menurunnya omzet penjualan ikan disebabkan menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Harga ikan juga jatuh. "Harga ikan jatuh. Petani butuh pakan, harga pakan mahal. Daripada ikan tidak diberi pakan, lebih baik dijual murah. Yang terpenting ikan selamat (tidak mati). Pakan naik, jagung, kedelai impor semua. Dampaknya begitu luar biasa," katanya.