TEMPO.CO, Jambi - Kebakaran hutan dan lahan di Jambi yang mengakibatkan kabut asap Selasa, 22 September 2015, terpantau di 11 titik, semuanya berada di Kabuaten Muarojambi. Jumlah tersebut bila dibandingkan sehari sebelumnya berkurang satu titik, yakni mencapai 12 titik.
Meski demikian, kondisi asap pekat kembali selimuti Kota Jambi dan sekitarnya. Prakiawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Ageofisika Jambi, Dwi Atmoko, menyatakan, jarak pandang kembali berkurang hanya 800 meter.
"Kini jarak pandang hanya 800 meter. Kemarin jarak pandang sempat membaik sempat mencapai level 4.000 meter," kata Dwi Atmoko.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi, Arif Munandar, mengatakan, kebakaran lahan di beberapa titik itu merupakan lahan gambut yang beberapa hari sebelumnya sempat terbakar dan dipadamkan oleh petugas.
"Awalnya kami sudah padamkan lokasi tersebut, misalnya di kawasan Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, tapi api yang berada di dalam tanah masih tersisa dan sulit untuk dideteksi kembali menyala," kata Arif.
Menurut Arif, para petugas di lapangan tengah melakukan pemadaman, dari dari darat menggunakan mesin semprot maupun dari udara menggunakan helikopter dengan cara water boombing.
Kondisi kebakaran hutan dan lahan yang kebakarannya masih sangat luas di kawasan Medak, perbatasan Sumatera Selatan dan Jambi. "Asap yang selimuti Kota Jambi dn sekitarnya sebagian besar memang kiriman dari Sumatera Selatan," ujarnya.
Akibat kembalinya asap tebal menyelimuti Kota Jambi Indeks Standar Pencemaran udara kian meningkat, dua hari sebelumnya sempat membaik mencapai level 97 ppm, hari ini meningkat kembali di atas 100 ppm.
"Kami sempat mengaktifkan kembali jegiatan belajar mengajar setelah kondisi ISPU membaik. Jika kondisi kembali memburuk, maka tidak menutup kemungkinan sekolah akan diliburkan kembali," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Jambi, Abubakar.
SYAIPUL BAKHORI