TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta jajaran Kabinet Kerja dan lembaga penanggulangan bencana segera merelokasi warga yang terkena erupsi Gunung Sinabung. Jokowi mengatakan, sampai saat ini, penanganan terhadap warga yang terkena erupsi Sinabung masih berjalan sangat lamban.
"Dan sampai hari ini, saya sudah dapatkan datanya, enggak tahu (bagaimana) di lapangannya. Ada 122 unit untuk warga desa, 128 unit untuk warga Sukameria, dan masih tersisa 103 unit warga Desa Simacem, sesuai dengan target saya sebelumnya 31 Agustus lalu," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di kantornya, Senin, 21 September 2015.
Jokowi berpesan, relokasi bagi pengungsi ditargetkan selesai akhir tahun ini. Apalagi dia sudah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2015 tentang Satuan Tugas Percepatan Relokasi Korban Terdampak Bencana Erupsi Gunung Sinabung.
"Dikomandani oleh pangdam, saya harapkan target benar-benar selesai. Silakan dipakai. Keterlibatan masyarakat sebanyak-banyaknya harus dilakukan, terutama pemilik rumah, pengungsi, yang banyak sekali di Kabupaten Karo," ucapnya. "Saya harapkan gubernur dan bupati dalam anggaran daerahnya beri prioritas pada infrastruktur desa. Kami bisa gantikan cara dengan urusan bencana. Akhir tahun betul-betul bisa dikebut."
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Selasa pekan lalu kembali memuntahkan awan panas sejauh 4.000 meter ke arah tenggara mengarah ke Desa Gamber, Sukanalu. Kolom abu sebesar 3.000 meter dengan jarak luncur awan panas 4.000 meter. Dalam sepekan terakhir, erupsi tersebut merupakan yang terbesar dengan tremor menerus 0,5-4 milimeter dan dominan 1 milimeter.
Badan Geologi memprediksi erupsi Sinabung masih berlangsung sampai lima tahun ke depan. Lamanya waktu erupsi membuat pemerintah menyiapkan rencana jangka panjang untuk mengamankan pengungsi.
Sinabung pertama kali menunjukkan tanda-tanda aktif pada September 2013. Hingga saat ini, setiap hari masih terjadi guguran lava pijar dan luncuran awan panas hingga radius 3 kilometer. Dana yang telah dikeluarkan pemerintah mencapai Rp 150 miliar sejak Sinabung pertama meletus dua tahun lalu. Total kerugian akibat erupsi itu mencapai Rp 1,49 triliun.
REZA ADITYA