TEMPO.CO, Lumajang - Pengiriman hewan kurban ke luar kota apalagi jaraknya cukup jauh rentan mengakibatkan hewan menjadi stres. Para pedagang ternak di Kabupaten Lumajang menyuntikkan obat anti stres pada hewan kurban yang akan dikirim keluar.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Vetrinier, Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang, Doni Afandi mengatakan penyebab stres pada hewan kurban itu adakalanya karena kurang kontrol pada pakan atau minum.
"Dalam kasus hewan kurban yang dikirim ke tempat jauh, biasanya karena penataan sapi atau hewan kurban yang kurang pas di dalam truk," kata dia. Tanda-tanda hewan stres atau terindikasi terserang penyakit antara lain hewan kurban tidak mau makan. "Bahkan sampai tidak mau berdiri," ujarnya Senin, 21 September 2015.
Temuan hewan kurban stres di Kabupaten Lumajang kecil karena pengadaan ternaknya banyak dicukupi dari daerah Lumajang sendiri. "Kemungkinan stres kecil. Tapi memang ada pedagang yang mengirim keluar Lumajang, seperti ke Surabaya, Blitar dan Gresik biasanya diberikan pakan dan minum yang cukup dan diberikan roboransia atau anti stres," kata Doni.
Obat anti stres itu isinya roboransia. "Diberikannya dengan cara disuntik sebelum dikirim keluar," katanya. Obat tersebut bisa mengubah makanan melalui proses kimiawi tubuh untuk kemudian menjadi kalori.
"Kalori pada tubuh hewan membuat hewan tetap mempunyai tenaga," kata dia. Untuk hewan stres ini yang berpotensi bisa dicek di karantina atau tempat pengecekan.
Ihwal kiat memotong hewan kurban, kata Doni, menjelang pemotongan, seharusnya hewan kurban disediakan tempat yang layak. "Misalkan sebelum disembelih pagi harinya, malam ketika datang harus diberi makan dan minum yang cukup. Jangan dibiarkan kelaparan," kata dia.
Ketika pada hari pemotongan, harus hindari rasa sakit yang berlebihan. "Dan menyembelih dengan pisau yang tajam. Hindari membuat hewan stres dengan perlakuan merobohkan hewan," katana.
DAVID PRIYASIDHARTA