TEMPO.CO, Makassar - Kawasan hutan pendidikan Bengo-bengo di Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, milik Universitas Hasanuddin terbakar, Senin, 21 September 2015. Belum diketahui pasti luas area yang terbakar. Diperkirakan, si jago merah melahap 2-10 hektare lahan yang ditumbuhi alang-alang dan pohon pinus. Kepolisian, Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan, dan Universitas Hasanuddin masih menyelidiki penyebab kebakaran hutan itu.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Prof Yusran mengatakan kebakaran di kawasan hutan pendidikan itu terletak di petak 17 dan 18 yang terdiri atas semak belukar dan pohon pinus. "Belum ada laporan pasti luas lahan yang terbakar. Tapi diperkirakan sekitar 2 hektare. Kami masih tunggu laporan resminya," ucapnya.
Berdasarkan data kepolisian, luas lahan yang terbakar mencapai 10 hektare. Adapun menurut Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan, kebakaran itu hanya melahap kurang lebih 1 hektare lahan alang-alang dan hutan pinus. Yusran berujar, kebakaran di kawasan hutan pendidikan itu belum padam tapi sudah berhasil dikendalikan. "Kami buat sekat bakar untuk mencegah kebakaran meluas," tuturnya.
Yusran menjelaskan, penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun kebakaran di area hutan pendidikan diakuinya hampir terjadi setiap tahun. Itu karena faktor alam dan kelalaian manusia. Yusran menyebut, bulan lalu, kebakaran juga menghanguskan 2-3 hektare hutan pendidikan Universitas Hasanuddin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan Syukri Mattinetta mengatakan kebakaran hutan itu sudah berhasil dikendalikan setelah petugas gabungan dari Manggala Agni, Satuan Polisi Pamong Praja, kepolisian, TNI, dan masyarakat setempat turun tangan. "Hanya 1 hektare yang terbakar berupa alang-alang dan 30 pohon pinus," ucapnya.
Syukri berujar, sampai kemarin sore, pihaknya masih berfokus memadamkan api yang masih terlihat di sejumlah titik. Soal penyebab kebakaran, dia menuturkan akan diusut. Selain faktor alam, tutur dia, faktor kelalaian manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar, dan mencari lebah madu dengan cara membakar, menjadi pemicu kebakaran hutan.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan, terdapat sembilan daerah yang masuk kategori rawan kebakaran hutan. Yakni Enrekang, Bone, Soppeng, Parepare, Maros, Takalar, Jeneponto, Luwu Timur, dan Gowa. Sebagai bentuk kesiagaan mengantisipasi bencana itu, pihaknya telah menggelar apel pengendalian kebakaran hutan di Toraja Utara pada Sabtu, 5 September lalu.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan, berdasarkan laporan anak buahnya, luas lahan yang terbakar mencapai 10 hektare. Kebakaran mulai terjadi pukul 10.00 Wita dan baru berhasil dikendalikan pada pukul 15.00 Wita. "Penyebab kebakaran masih diselidiki. Kemungkinan karena teriknya sinar matahari," ucapnya.
TRI YARI KURNIAWAN