TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan tak mau terlalu menanggapi isu kenaikan tunjangan anggota DPR yang kini ramai dibicarakan. Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini, masih banyak hal lain yang lebih penting dibicarakan ketimbang menanggapi sesuatu yang kurang penting.
"Mari kita memajukan negeri ini dengan ilmu pengetahuan, jangan ribut yang tidak substansi. Sudah berhari-hari DPR ribut sekali soal gaji. Bahkan tadi ada yang bilang di DPR Senayan hawanya panas. Naik gajinya tidak, tapi ributnya itu bisa satu bulan," katanya dalam pidato yang ia sampaikan pada acara "Peringatan Hari Perdamaian Dunia dan Siaga Bumi", yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin 21 September 2015.
Perihal kenaikan tunjangan DPR ini kian sering dibicarakan ketika, pada 7 Juli 2015, Kementerian Keuangan melalui surat keputusan Nomor S-520/MK.02/2015 telah menyetujui kenaikan tunjangan anggota parlemen, meskipun besaran angkanya masih di bawah usul DPR.
Pro dan kontra muncul dari beberapa tokoh publik. Pimpinan Partai Hati Nurani Rakyat, Wiranto, ikut menolak usul kenaikan tunjangan anggota DPR tersebut. "Sebagai wakil rakyat, seharusnya DPR memberi kesempatan kepada pemerintah untuk memberi tunjangan pihak lain yang lebih membutuhkan. Ini saatnya kita lebih prihatin, mengutamakan kesejahteraan masyarakat lain," ujarnya.
Bukan hanya Wiranto, kalangan internal parlemen juga banyak yang menolak kenaikan tunjangan, seperti Venna Melinda, Moreno Suprapto, serta Ceu Popong, yang sudah lama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
DESTRIANITA K