TEMPO.CO, Padang - Kualitas udara di sejumlah daerah di Sumatera Barat mulai memburuk dan dalam kategori tidak sehat hingga bahaya. Ini akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan di Jambi dan Sumatera Selatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, Edison, mengatakan kabut asap di Sumatera Barat semakin parah. Kualitas udara juga mulai memburuk.
"Sabtu siang konsentrasi PM 10 mencapai 436 ug/m3 dengan kategori ISPU bahaya," katanya kepada Tempo, Sabtu, 19 September 2015.
Staf Observasi dan Informasi Stasiun GAW Bukit Kototabang BMKG Albert mengatakan asap diduga berasal dari Sumatera Selatan dan Jambi. Sebab, arah angin dari sumber titik panas, yaitu dari selatan Sumatera ke tenggara.
Berdasarkan pantauan GAW, Sabtu, 19 September 2015 tingkat konsentrasi aerosol atau partikel debu (PM10) yang terletak di Kabupaten Agam mencapai 436 mikrogram per meter kubik dengan kategori bahaya. "Kategori kualitas udaranya dari sangat tidak sehat hingga bahaya," ujarnya.
Menurut dia, dari informasi yang dihimpun, hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Barat terdampak kabut asap. Namun ada beberapa daerah yang diselimuti asap tebal. Di antaranya Padang Panjang, Agam dan Bukittinggi, Limapuluh Kota, Payakumbuh dan Tanah Datar.
Apalagi, kata Albert, dari pantuan satelit NOAA +18, ada sejumlah titik panas di Sumatera Barat. Di antaranya di Kabupaten Pesisir Selatan, Dharmasraya, dan Solok Selatan.
Pelaksana tugas Kepala BPBD Sumatera Barat Zulfitno mengatakan kabut asap di Sumatera Barat fluaktif karena dipengaruhi sumber api yang terletak di Sumatera Selatan dan Jambi. "Jika sumber api bertambah di provinsi itu, besoknya kabut asap akan selimuti Sumatera Barat," katanya.
ANDRI EL FARUQI