TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kerap melakukan kegiatan blusukan di tengah aktivitasnya sebagai Ketua Amirul Hajj di Tanah Suci Mekah Almukaromah. Dengan baju koko putih lengan pendek dan peci putih, Lukman blusukan ke dapur perusahaan catering, naik bus umum berdesakan bersama jamaah haji, dan memantau pemondokan.
Agar aktivitas incognitonya tidak mencolok, wartawan televisi yang ikut pun diminta tidak membawa kamera besar, karena mantan wakil Ketua MPR-RI 2009-2014 itu tidak ingin dikenali jamaah.
Di di Terminal Bab Ali, Lukman yang ramah menyapa seorang jamaah perempuan tua asal Indonesia. "Ibu mau kemana?" tanyanya, di tengah deru bus dan teriakan petugas yang mengatur lalu lintas di terminal. "Pemondokan 306," ujar jamaah yang disapa, menjawab sekenanya.
Sang ibu sepertinya tidak tahu bahwa yang menyapa adalah Menteri Agama RI. Begitu bus datang, sama seperti jamaah lain, Lukman ikut berdesak-desakan menaiki bus warna oranye milik BUMN Arab Saudi, Saptco.
Bus tersebut disiapkan Pemerintah Arab Saudi untuk melayani seluruh jamaah dari seluruh dunia yang datang ke Mekkah.
Seorang jamaah perempuan dari Indramayu, mengaku setiap hari harus berebutan dengan jamaah lain dari berbagai negara untuk naik bus tanpa stiker negara itu. "Kadang kami kesikut jamaah lain yang lebih besar. Sakit di sini dan sini, ketarik-tarik," kata seorang perempuan tua sambil memegang pangkal lengan kanan dan lehernya.
Lukman sendiri nampaknya mengalami nasib yang sama dengan jamaah perempuan dari Indramayu itu. Ia harus berdesakan dengan penumpang lain dari negara lain yang badannya besar-besar.
Setelah sekitar 10 menit menaiki bus Saptco, akhirnya rombongan tiba di Terminal Mahbas Jin, dimana Bus Shalawat telah menanti untuk membawa jamaah Indonesia ke pemondokan masing-masing.
Di terminal yang relatif agak sepi ini, sejumlah jamaah Indonesia rupanya ada yang mengenali sosok pria kelahiran Jakarta 25 November 1962 itu sebagai Menteri Agama. Ada yang sekedar salaman, namun lebih banyak yang minta foto bareng.
Beruntung Bus Shalawat Nomor 3 Rute Aziziah Syimaliah 2-Mahbas Jin-Bab Ali segera datang, sehingga acara foto-foto bersama tidak berlanjut lama.
Mirip dengan bus sebelumnya, naik Bus Shalawat pun sedikit berdesakan. Apalagi Menteri Agama memilih menggunakan bus yang telah penuh.
Tanpa sungkan, anggota DPR untuk tiga periode dari PPP itu berdiri di lorong kursi paling belakang. Kemudian menyapa penumpang suami istri yang duduk di dekatnya. "Bapak dari mana?" tanyanya ramah.
"Dari Tegal, pak," jawab jamaah pria, yang kemudian belakang diketahui bernama Mahmuri.
"Wah kalau Tegal, paling enak sate kambingnya," ujar lulusan Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur itu.
Machmuri dari Kloter 54 embarkasi Solo (SOC54) itu akhirnya menyadari, pria disampingnya, yang menyapa, dan ngobrol ramah itu adalah Menteri Agama Republik Indonesia. "Dari tadi saya mikir, kok rasanya kenal bapak ini, ternyata Menteri Agama," ujarnya sumringah.
"Mungkin saya KW-nya pak, sekarang kan banyak KW-KW, " ujar Lukman berseloroh.
Machmuri pun tersipu. "Wah kalau ini sih asli," katanya yakin, sambil berdiri dan mencondongkan tubuhnya dekat Sang Menteri untuk foto bersama.
Tanpa sungkan mantan Wakil Ketua MPR-RI tahun 2009-2014 itu berpose layaknya dua sahabat akrab yang bertemu di dalam bus.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi cerita kalau bapak pulang kampung nanti ya," katanya, sebelum akhirnya turun di pemondokan 303, untuk meninjau salah satu kamar jamaah yang terbakar di penginapan itu.
ANTARA