TEMPO.CO, Pekanbaru - Konsulat Malaysia mengevakuasi 173 pelajar maupun keluarga pegawainya di Pekanbaru menyusul kabut asap pekat menyelimuti Riau tidak kunjung usai. Warga Malaysia dipulangkan ke negaranya melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menuju Bandara Subang menggunakan pesawat militer Malaysia.
"Mereka akan kembali ke Pekanbaru setelah cuaca membaik," kata Konsul Malaysia, Hardi Hamdin, di Pekanbaru, Jumat 18 September 2015.
Menurut Hamdi, konsulat Malaysia terpaksa memulangkan warganya yang ada di Riau untuk mengurangi resiko penyakit akibat paparan asap yang sudah memasuki status darurat. Terlebih aktivitas belejar seluruh tingkatan pendidikan saat ini telah diliburkan. "Kami risau dengan jerebu (asap) saat ini, pelajar sudah mulai jatuh sakit," ujarnya.
Menurut Hamdin, sebenarnya ada 400 warga Malaysia berada di Riau, baik pelajar maupun pekerja. Namun sebagian warga Malaysia lainnya sudah memutuskan pulang lebih awal. Sedangkan untuk pekerja dipulangkan oleh perusahaan mereka masing-masing. "Untuk aktivitas di konsulat malayasia tetap berjalan seperti biasa," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengaku, satuan tugas pemadam api hingga kini masih berjaga di titik lahan terbakar. Dia memastikan titik api di Riau telah padam. Tiga helikopter yang biasa digunakan untuk pemadaman kini difungsikan untuk patroli. Sedangkan satu pesawat Cassa masih beroperasi menabur garam untuk modifikasi cuaca hujan buatan.
Edwar mengklaim asap pekat yang saat ini menyelimuti Riau merupakan kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan yang dilanda kebakaran lahan cukup hebat. Tiupan angin dari Selatan ke Utara turut membawa asap sisa kebakaran lahan di kedua daerah tersebut mengepung Riau. Terlebih Riau juga ditemukan titik api meski jumlahnya lebih kecil. "Ini asap kiriman, bukan asap dari Riau," kata Edwar.
Kepala Dinas Riau Andra Sjafril mengaku telah menghimbau seluruh kabupaten/kota untuk membuka posko kesehatan. Pelayanan puskesmas ditingkatkan menjadi 24 jam. Sedangkan untuk pusat Kota Pekanbaru disediakan tujuh posko pengobatan beserta tim dokter yang selalu siaga setiap waktu di pusat keramaian. "Pengobatan diberi secara gratis, jika keadaan darurat akan dievakuasi ke rumah sakit," katanya.
RIYAN NOFITRA