TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, melibatkan para ahli dan akademikus. Mantan Kepala Badan Geologi Surono sempat ikut terlibat dalam kontroversi tersebut. (Baca: Kenapa Pabrik Semen di Rembang Menuai Kontroversi?)
Mbah Rono--panggilan Surono--sampai mengirimkan surat pada 1 Juli 2014 kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Isinya, memperingatkan supaya tak ada penambangan batu gamping di Pegunungan Kendeng Utara, lokasi pendirian pabrik dan penambangan. Alasannya, kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan cekungan air tanah (CAT) Watuputih.
CAT merupakan daerah resapan, aliran, dan pelepasan air tanah. Intinya, kawasan tersebut merupakan penyimpan air tanah yang ikut menyuplai kebutuhan air di Pegunungan Kendeng Utara dan sekitarnya. (Selengkapnya, baca Majalah Tempo: Izin Janggal Bukit Kapur)
Mbah Rono, yang kerap tampil di media kala Gunung Merapi meletus, memprediksi penambangan oleh Semen Indonesia bakal merusak kawasan tersebut. “Logika saya, kalau ada penambangan, hampir pasti ada kerusakan,” ujar Mbah Rono kepada Tempo, awal Agustus lalu. “Tapi itu harus dibuktikan lagi.” (Baca: Ganjar Pranowo: Gara-gara Investigasi Tempo Saya Dimarahi)
Menurut Mbah Rono, dia juga mengirimkan surat untuk kedua kali kepada Ganjar. Isinya, menjelaskan prosedur penambangan di daerah CAT.
Agung Wiharto, General Manager of Corporate Secretary PT Semen Indonesia, membantah bakal ada kerusakan di kawasan tambang. Menurut Agung dalam suratnya kepada majalah Tempo, tak ada larangan menambang di kawasan CAT. “Sepanjang pelaksanaannya mengikuti ketentuan teknis yang berlaku.”
TIM INVESTIGASI TEMPO
Baca juga:
Kecelakaan di Cipali, 6 Tewas: Karena Makam Mbah Samijem?
Kenalkan, Putri Gayatri, 15 tahun, Wakili Indonesia di PBB