TEMPO.CO, Bogor - Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) Srihadi Agungpriyono menganjurkan panitia dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) tidak memasukkan daging kurban ke dalam kantung kresek berwarna hitam.
Srihadi menjelaskan kantung kresek hitam mengandung zat pewarna yang bisa tercampur dengan daging dan disinyalir mengandung zat karsinogen yang bisa menyebabkan kanker. "Secara umum bisa seperti itu, karena kresek hitam yang biasanya dipakai memang hasil daur ulang," kata Srihadi, Kamis, 17 September 2015.
Srihadi mengatakan ada beberapa komponen dari kresek hitam yang menggunakan zat pewarna berbahaya untuk manusia, sehingga dapat memicu kanker. "Patokannya sebetulnya plastik yang aman digunakan adalah jenis plastik foodgrade," kata dia.
Menurut dia, plastik foodgrade di pasaran pada umumnya berwarna jernih seperti plastik yang biasanya dipakai untuk membungkus soto, bakso, atau makanan berkuah. "Bisa saja menggunakan kresek yang berwarna, tapi jenisnya harus tetap foodgrade," kata dia.
Pewarna yang digunakan dalam kantung plastik berwarna (kresek hitam) hasil daur ulang tersebut menggunakan zat pewarna kimia berbahaya, sehingga meski dicuci kadang hanya menghilangkan bagian permukaannya.
Di lain pihak, daging memiliki kandungan protein yang tinggi yang bersifat menyerap bau dan zat lain yang ada pada kresek tersebut. "Terkadang bau plastik tetap akan menempel pada daging meski sudah dicuci. Namun kita tidak tahu apakah masih ada zat berbahaya yang masih menempel pada daging atau tidak," kata dia.
Pemanasan daging pada suhu tinggi atau dimasak merupakan salah satu cara mengatasi kuman yang dapat menyebabkan penyakit. Namun, menurut Srihadi, bahan kimia bisa saja tidak hilang atau rusak oleh proses pemanasan, sehingga masih berpotensi membahayakan kesehatan.
M. SIDIK PERMANA