TEMPO.CO, Jember - Dampak dari letusan Gunung Raung di Jawa Timur belum usai. Abu vulkanis dari letusan gunung yang sempat mengganggu jadwal penerbangan di banyak bandara itu kini memukul para petani tembakau hingga membuat mereka bangkrut.
Ketua Aliansi Masyarakat Petani Tembakau Jember, Hendro Handoko, mengatakan, pabrikan rokok tidak bersedia membeli tembakau Jember karena dikotori abu vulkanik. Akibatnya, hampir di setiap rumah petani tembakau di Jember, menumpuk tembakau yang tidak terjual.
"Kondisi perekonomian kami di titik nadhir (terendah)," kata Hendro ketika dihubungi Tempo, Kamis, 17 September 2015.
Hendro mengungkap, kerugian tidak hanya dirasakan petani tembakau di Jember. Petani tembakau di Situbondo, Probolinggo dan Lumajang juga terdampak abu vulkanik Gunung Raung.
Menurut Hendro, petani tembakau sebenarnya telah melakukan penyemprotan tembakau. "Pabrikan mintanya 100 persen bersih dari abu vulkanik. Jelas tidak mungkin," kata dia.
Petani sebenarnya juga mengirim sampel tembakau ke laboratorium Sucofindo terkait dampak abu vulkanik terhadap daun tembakau. Menurut dia pula, hasil laboratorium sudah keluar pekan lalu dan disebutkan tidak ada kandungan kimia berbahaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember, Maskur membenarkan abu vulkanik yang ada pada tembakau itulah yang tidak dikehendaki gudang, pabrikan serta importir. "Memang hasil menyebutkan tidak ada kandungan kimia berbahaya. Tetapi abu vulkanik yang ada di tembakau inilah yang tidak dikehendaki," ujat Maskur.
Dari tembakau yang dibawa petani ke gudang, setelah mendapat perlakuan khusus, ternyata terdapat 3 kilogram abu pada 30 kilogram tembakau. Karena itu, gudang kemudian meminta petani memberikan perlakuan khusus pada tembakau yang akan dikirim ke gudang.
Perlakuan khusus, kata Maskur, berarti ada biaya ekstra yang harus dikeluarkan pabrikan, gudang atau importir. "Ada hitungan-hitungan yang kemudian diberlakukan sehingga mengakibatkan harga turun," ujar Maskur.
DAVID PRIYASIDHARTA