TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei menyebutkan tidak ada kemajuan yang signifikan dalam pemadaman kebakaran hutan, pemerintah Indonesia menegaskan belum akan menerima bantuan tenaga dari negara luar, terutama sejumlah negara ASEAN.
Kementerian Luar Negeri, melalui juru bicara Arrmanatha Nasir, menyatakan bahwa Indonesia masih bisa mengerahkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah kebakaran hutan saat ini. “Mereka memang menawarkan bantuan dengan sistem yang mereka punya, tapi Indonesia masih bisa,” kata Arrmanatha dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 17 September 2015.
Arrmanatha mengingatkan, dengan adanya ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution, persoalan kebakaran ini menjadi perhatian negara-negara di kawasan regional. Sesuai perjanjian ini, kata dia, pemerintah Indonesia menyampaikan kembali komitmen kepada negara tetangga tentang perkembangan penanganan masalah hutan tersebut.
“Sebagai contoh, saat ini telah dikerahkan sebanyak 17 helikopter, 4 foxwing tractor, dan 4 pesawat water modification untuk membantu pemadaman titik api,” ujarnya.
Berdasarkan kesepakatan ini pula, negara-negara tetangga tersebut telah menawarkan bantuan sistem mereka dalam upaya pemadaman api. “Meski demikian, sampai saat ini Indonesia masih bisa mengerahkan semua kemampuannya untuk menyelesaikan dan memadamkan api tersebut,” tutur Arrmanatha.
Selain itu, menurut dia, penanganan persoalan asap ini tidak terlepas dari upaya penegakan hukum. “Dilakukan pencabutan izin oleh kementerian terkait terhadap perusahaan yang melakukan pembakaran hutan,” ucapnya.
Sejauh ini, menurut Arrmanatha, sesuai instruksi Presiden, semua upaya dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk memadamkan titik api yang terdapat di lima provinsi.
BNPB mencatat luas kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan terus bertambah. Senin lalu, jumlah titik api di Sumatera mencapai 1.143, meningkat dari 944 titik api pada hari sebelumnya. Sedangkan di Kalimantan, titik api terpantau sebanyak 266.
Williem mengatakan banyak titik api yang tidak bisa dipadamkan dari jalur darat, melainkan harus melalui udara. Menurut Williem, saat ini hujan diperlukan untuk benar-benar memadamkan api, baik itu hujan alami maupun buatan. Padahal, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan baru akan turun pada Oktober nanti.
ARKHELAUS WISNU