TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Lucius Karus, meminta Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat berani mengambil tindakan tegas kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto lantaran mengadakan pertemuan dengan kandidat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Bahkan, kata Lucius, Mahkamah harus membuat gebrakan dengan memecat Setya dari posisinya sebagai orang nomor satu di parlemen.
Baca juga:
Seru, Giliran Fadli Zon Serang Titik Lemah Menteri Puan
Ribut Ketemu Novanto Cs: Inilah Disneyland Trump di Bogor
"Untuk membuktikan kepada publik bahwa Mahkamah Kehormatan Dewan bekerja secara maksimal dan obyektif," kata Lucius saat dihubungi, Selasa, 15 September 2015. "Karena pastinya saat ini Mahkamah Kehormatan mendapat tekanan untuk menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran kode etik Setya secara politis."
Lucius mengatakan, apabila hasil akhir Mahkamah hanya memberikan sanksi ringan kepada Setya dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon serta sejumlah anggota Dewan lainnya, publik akan menilai berat sebelah. "Jadi, kalau proses akhir Mahkamah tidak memberikan sanksi berat, ya, independensinya patut dipertanyakan."
Setya Novanto, Fadli Zon, serta sejumlah anggota DPR bertemu kandidat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Trump Tower pada 3 September lalu. Pertemuan itu dipermasalahkan karena berpotensi melanggar kode etik anggota Dewan.
Setya Novanto tidak keberatan pertemuannya dengan Donald Trump bakal diusut Mahkamah Kehormatan DPR. Namun dia meminta agar pengusutan itu dilakukan sesuai prosedur dan transparan.
REZA ADITYA
Baca juga:
Alumnus UI Ini Jatuh dari Lantai 13, Gara-gara Cinta Segitiga?
Setelah Diserang Fadli Zon, PDIP Siapkan Pengganti