TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Sub Bagian Informasi Haji, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Affan Rangkuty mengatakan bahwa segala perawatan bagi jemaah haji yang masuk rumah sakit di tanah suci ditanggung oleh pemerintah Arab Saudi. “Hal itu bentuk pelayanan negara mereka kepada para jemaah haji dari berbagai dunia,” katanya di kantornya, Senin 14 September 2015.
Affan mengatakan bila jemaah haji Indonesia sakit akan terlebih dahulu ditangani oleh para dokter di Balai Pengobatan Haji Indonesia. Namun bila sakitnya semakin parah, dan tim dokter memerlukan alat medis yang lebih canggih, pasien akan dirawat di rumah sakit Arab Saudi dengan tanggungan pemerintah Arab Saudi.
Hal itu pun berlaku bagi para kecelakaan alat berat crane yang terjadi pada Jumat, 11 September lalu. Biaya perawatan rumah sakit para korban crane itu dibiayai oleh pemerintah Arab Saudi. “Pemerintah Indonesia pun membantu dalam hal pemberian asuransi bagi korban kecelakaan itu,” katanya.( Lihat video Tragedi di Tanah Suci dalam Tiga Dekade )
Affan mengatakan asuransi yang bekerja sama dengan Kementerian Agama, PT Asuransi Jiwa Megalife Unit Syariah, sedang menghitung berapa yang didapat para korban kecelakaan itu. Dalam aturannya, korban yang wafat karena kecelakaan akan mendapat sebanyak Rp 74 juta atau 200 persen dari jumlah nilai manfaat korban kecelakaan yang berjumlah Rp 37 juta per orang. Bagi korban yang mengalami cacat permanen akan mendapatkan pergantian asuransi sesuai dengan kondisinya masing masing.
Affan tidak mengetahui apakah pemerintah Arab Saudi akan memberikan santunan lebih kepada para korban kecelakaan itu. Menurutnya, pada kecelakaan Mina yang mengakibatkan para jemaah haji terinjak injak beberapa tahun lalu, pemerintah Arab Saudi memberikan santunan kepada keluarga korban yang tewas. “Selain santunan, pemerintah Arab Saudi pun membiayai salah satu anggota keluarga korban untuk naik haji di tanah suci,” kata Affan.
Hingga Senin 14 September 2015 pukul 07.00 WIB, sudah ada 52 orang jemaah haji asal Indonesia yang menjadi korban jatuhnya crane. 10 di antaranya meninggal dunia. 24 orang tersebar di lima rumah sakit di Mekah. “18 orang lainnya sudah tidak dirawat di rumah sakit, dan diperbolehkan kembali ke kloter masing-masing,” kata Affan.
MITRA TARIGAN