TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang, Gatot Kusbiantoro, mengatakan mulai menerjunkan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan kurban. "Sudah banyak kios yang menjual hewan kurban," kata Gatot, Senin, 14 September 2015.
Menurut Gatot lebih dari 20 petugas diterjunkan ke lapangan untuk memantau kondisi ternak yang akan dijual menjelang Hari Raya Idul Kurban. "Fokus pemeriksaannya adalah mengenai kesehatan dan layak tidaknya ternak tersebut diperjualbelikan," katanya.
Baca Juga:
Petugas dibekali obat-obatan selama melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan ternak. "Ada pemberian obat kalau ditemukan ada ternak yang sakit mata serta pengobatan antibiotik," kata Gatot. Biasanya, kata dia, banyak ternak kurban terkena sakit mata. "Mungkin karena dibawa perjalanan jauh."
Hingga saat ini tidak ada laporan yang menyebutkan ternak kurban terkena cacingan atau penyakit lainnya. Gatot berujar sapi yang beredar di Lumajang sebagian besar adalah sapi lokal. "Tidak ada potensi terkena penyakit (Anthrax)," ujarnya.
Mengenai sapi yang terserang penyakit, Gatot mengatakan sudah dilakukan pengawasan di titik check point yang berada di perbatasan propinsi. "Dilarang masuk jika ada temuan hewan berpenyakit," kata dia.
Menurut Gatot sudah ada peningkatan 10 persen untuk pengiriman sapi keluar Lumajang menjelang hari raya ini. Setiap hari pasaran biasanya mengirim seribu ekor. "Pengiriman ke Jakarta, Surabaya dan Bandung," kata dia.
Untuk harga sapi berkisar Rp 15 juta di daerah yang dituju. Sedangkan untuk kambing, harga per ekornya sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. Pengiriman kambing keluar daerah sebanyak dua ribu ekor per hari pasaran.
Data Dinas Peternakan menyebutkan populasi sapi di Lumajang mencapai 160 ribu ekor dengan jumlah peternak sekitar 60 ribu rumah tangga. Sedangkan untuk populasi kambing sebanyak 90 ribu ekor dengan jumlah peternak sekitar 40 ribu rumah tangga.
Hadi, 38 tahun, seorang pedagang kambing kurban mengatakan harga kambing paling rendah saat ini sekitar Rp 1,5 juta dan paling tinggi Rp 2,5 juta untuk super spesial. Hadi mengaku sudah mulai mengumpulkan kambing sejak Ramadan lalu karena yakin harganya bakal meningkat mendekati hari raya kurban. "Naiknya maksimal Rp 200 ribu per ekor," ujarnya.
DAVID PRIYASIDHARTA