TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menunjuk putri ketiga pahlawan revolusi Jenderal Achmad Yani, Amelia Achmad Yani, sebagai Duta Besar Bosnia-Herzegovina. Amelia mengaku siap menjalani mandat presiden karena persamaan nasib akibat perang yang pernah dialami Amelia dan rakyat Bosnia.
"Ini seolah pertemuan persahabatan. Saya rasa saya bisa karena pernah merasakan sakit yang sama dengan mereka," kata Amelia, setelah uji pertimbangan calon duta besar, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 September 2015.
Semasa kecil Amelia menjadi saksi ketika ayahnya menjadi korban penembakan oleh kawanan penculik pada 1 Oktober 1965. Saat itu, Achmad Yani menjabat Kepala Staf Gabungan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat yang sangat keras terhadap gerakan Partai Komunis Indonesia. Mayatnya dikubur di Lubang Buaya. Sejak itu, Amelia aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Kemudian, Amelia aktif di Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) selama 17 tahun. Setelah purna, ia kembali ke Tanah Air dan kerap blusukan ke beberapa desa di Indonesia. "Saya bertemu masyarakat di desa-desa di Pulau Buru. Mereka merasa dianaktirikan, mungkin sama seperti rakyat Bosnia," kata Amelia.
Dari situlah, keteguhan hati Amelia menjadi Duta Besar Bosnia muncul sempurna. Ia yakin mampu menjembatani komunikasi pemerintah Indonesia dengan Bosnia. "Teknis diplomasi saya dengan cara pendekatan ke warga. Approaching itu penting," kata dia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghubungi Amelia pada 2 Juni 2015. Sebelumnya, Amelia sadar namanya diajukan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sebagai calon duta besar bersama dua calon lain. "Saya diambil Wiranto, kemudian diserahkan ke Jokowi," kata dia.
Amelia bergabung ke Partai Hanura, yang dipimpin Wiranto, sejak dua tahun lalu. Awalnya, ia merupakan Ketua Umum Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Pada pemilihan presiden tahun lalu, Ameli turut menjadi relawan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla bersama Wiranto.
PUTRI ADITYOWATI