TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai kecaman mengarah kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto setelah menghadiri kampanye satu dari calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat bahkan mengusut dugaan adanya pelanggaran etika oleh Setya Novanto.
Hari ini rencananya Mahkamah Kehormatan memeriksa Setya Novanto. Kepada media, Setya membantah ada agenda khusus sehingga dia menemui Trump. Menurut Novanto, pertemuan didasari atas undangan mendadak Trump.
"Saya tidak memiliki kepentingan sedikit pun terkait dengan niat Donald Trump dalam mencalonkan diri sebagai Presiden AS,” kata Setya. “Sebagai pribadi, saya semata-mata memandang yang bersangkutan sebagai teman."
Menurut Novanto, Trump mengundangnya datang bertemu pada 3 September 2015 pukul 13.30 waktu setempat di Trump Center, New York. Novanto bertemu Trump selama 30 menit. Seusai pertemuan, Trump meninggalkan rombongan Dewan untuk menghadiri jumpa pers.
Setya semula hendak kembali ke acara sidang parlemen internasional. Namun ia mengaku terjebak di lobi, tempat konferensi pengukuhan Trump sebagai bakal calon Presiden Amerika dari Partai Republik.
Setya mengaku telah berteman dengan Trump sejak lama. Perkawanan mereka tak lain ihwal bisnis Trump yang tersebar di Indonesia.
PUTRI ADITYOWATI