TEMPO.CO, Jakarta - Guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandung, Raden Adang Joppy Lili, wafat setelah menjadi korban jatuhnya alat berat (crane) di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Jumat sore, 11 September 2015.
SMAN 8 Bandung dan keluarga mendapatkan kepastian kabar tersebut pada Ahad pagi, 13 September 2015. “Sebelumnya, sempat simpang-siur beritanya sejak Jumat lalu,” kata guru bahasa Inggris di SMAN 8 Bandung, Eha Julaeha.
Menurut Eha, pengelola dan guru di SMA 8 Bandung terus mengikuti perkembangan informasi tentang Adang, salah satu guru ekonomi di sekolah tersebut. Sebelumnya, dari sebuah media massa lokal di Bandung, Adang dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan pada data resmi dari pemerintah, nama Adang belum masuk dalam daftar korban.
“Akhirnya, ada konfirmasi dari petugas Daker (Daerah Kerja) Mekah pagi tadi ke keluarga, baru kami yakin kabar beliau,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Daker Mekah Kantor Urusan Haji Indonesia Arsyad Hidayat memastikan ada tujuh anggota jemaah haji asal Indonesia yang tewas dalam musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram. "Selain dua yang sudah diumumkan sebelumnya, lima anggota jemaah baru dipastikan wafat setelah proses verifikasi," ujar Arsyad, sebagaimana tertulis dalam situs Kementerian Agama, Ahad, 13 September 2015.
Kepastian jumlah korban tewas diumumkan setelah proses verifikasi selesai. Satu dari lima jenazah yang baru dipastikan tim Daker Mekah adalah Adang Joppy Lili dari kloter Jakarta-Bekasi.
Setelah mendapat kepastian kabar itu, tutur Eha, kepala sekolah dan wakilnya, para guru, murid, serta alumnus pada Ahad pagi tadi berdatangan ke rumah duka di Jalan Cidurian, Cicadas, Kota Bandung. “Kami merasa kehilangan. Beliau orang yang supel, hangat, ringan tangan, dan peduli ke orang lain. Jadi disukai guru dan anak-anak,” ucap Eha.
Menurut dia, ibadah haji itu kali pertama bagi Adang, yang akan pensiun sebagai guru.
Kembaran almarhum, Asep Jolly, mengatakan kepastian meninggalnya Adang diperoleh pada Ahad pagi tadi. Petugas call centre Daker Mekah menelepon anak Adang sekitar pukul 06.00 WIB. “Keluarga sudah berkumpul di rumah. Kami ikhlas. Pemakamannya di sana tidak ada permasalahan, dan kami tidak berpikir macam-macam,” ujarnya.
Sebelumnya, keluarga mencari informasi ke berbagai pihak setelah mendengar kabar Adang menjadi korban dalam musibah tersebut. Pencarian informasi itu utamanya ke istri Adang yang juga berangkat ke Tanah Suci. “Istrinya ikut berhaji juga, tapi selamat,” tuturnya. Kabarnya, Adang sedang melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah ketika tertimpa musibah.
ANWAR SISWADI