TEMPO.CO, Lembang - Korban tragedi robohnya derek raksasa (crane) di Masjidil Haram, Mekah, Iti Rasti Binti Darmini, 56 tahun, warga Jalan Nyampai Nomor 45, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat, sepertinya sudah punya firasat akan meninggal dunia di Tanah Suci.
Menurut penuturan putra kedua Iti, Arbani Sodiq, 31 tahun, sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, ibunya sering curhat tentang mimpi meninggal di Tanah Suci. Iti ingin sekali mengembuskan napas terakhirnya saat beribadah di Tanah Suci. Keinginan Iti pun terwujud.
"Iya, betul. Sebelum berangkat, Mama selalu bilang ke anak-anaknya, ‘Sudah lama Mama ingin meninggal di Tanah Suci’," ucap Arbani saat ditemui Tempo di rumah duka, Sabtu, 12 September 2015.
Mimpi ingin meninggal dunia saat beribadah haji juga kerap diucapkan almarhumah setiap kali menghadiri pengajian, termasuk kepada guru mengajinya. Perempuan kelahiran Kuningan, Jawa Barat, itu juga menitipkan pesan kepada tiga anaknya, yakni Wiwi Widiani, Arbani Sodiq, dan Iman Nugraha, agar saling menjaga satu sama lain.
"Sebelum berangkat, Mama juga titip pesan, ‘Sesama saudara harus saling akur, menjaga silaturahmi’," ujar Arbani.
Iti dan suaminya, Dustarno, 67 tahun butuh perjuangan panjang untuk bisa menunaikan ibadah haji. Menurut Arbani, selama empat tahun terakhir, orang tuanya selalu menyisihkan uang untuk membayar ongkos naik haji.
Seluruh keluarga, tutur Arbani, sudah ikhlas menerima kepergian Iti. Meskipun meninggal karena tertimpa alat berat, tidak akan ada tuntutan apa pun dari pihak keluarga. Dia berharap ibunya bisa mendapatkan pemakaman yang layak di Tanah Suci.
"Seluruh keluarga sudah dikasih tahu. Kalau sudah takdirnya, keluarga ikhlas. Apalagi meninggalnya di Tanah Suci. Itu kan impian umat Islam," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA