TEMPO.CO, Bangkalan - Keluarga Isnaini Fadjariyah, 44 tahun, korban jatuhnya crane di Masjidil Haram asal Kabupaten Bangkalan mengaku kecewa terhadap Badan Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia, karena lambat memberikan kabar bahwa anggota keluarganya menjadi salah satu korban.
"Saya tahu dari Internet, harusnya BPIH yang mengabari," kata Gina Nisrina, 19 tahun, putri korban, Sabtu, 12 September 2015.
Setelah tahu ibunya menjadi salah satu korban luka, Gina mengaku langsung menghubungi penyelenggara haji Indonesia di Arab Saudi untuk mendapat kepastian. "Tapi tidak ada kepastian sampai sekarang," ujar dia.
Isnaini, guru di SMA Negeri 1 Bangkalan, berangkat haji melalui kloter 21 Kota Surabaya. Dia berangkat bersama suaminya, Su'udi, dan ibunya, Kumala Kartini. Gina mengatakan dia sudah berusaha menelepon ayahnya. Namun, ayahnya mengaku belum bisa bertemu sang ibu karena harus ada prosedur yang diurus. "Jadi sampai sekarang, saya belum tahu kondisi pasti ibu saya," ucap dia.
Siti Atiyah, bibi Isnaini, berharap BPIH di Arab Saudi sesegera mungkin memberikan kabar kepada keluarga agar tidak cemas. "Kami tadi langsung gelar doa bersama untuk keselamatan Isnaini," ujar dia.
Isnaini Fadjariyah adalah satu dari 37 calon haji asal Indonesia yang menjadi korban tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Isnaini merupakan anggota kloter 21 Surabaya. Berdasarkan data dari Kementerian Agama, dia dipastikan mengalami luka dalam peristiwa itu.
MUSTHOFA BISRI
Ruhut Bicara Soal Kedekatan Rizal Ramli dengan Artis Cantik
Wow, Takut Makhluk Luar Angkasa, Pria Ini Bentengi Rumahnya