TEMPO.CO, Jakarta - Musibah crane jatuh di Masjidil Haram, Mekah, pada Jumat, 11 September 2015 meninggalkan duka yang mendalam. Dalam kecelakaan itu sebanyak 107 orang dinyatakan tewas dan 238 orang terluka, termasuk 34 orang jemaah haji asal Indonesia.
Salah satunya adalah Zahrotun Nikmah, jemaah haji asal Kabupaten Bojonegoro yang mengalami luka-luka karena tertimpa keramik dalam insiden crane jatuh tersebut. Jemaah asal Desa Pacul, Kecamatan Kota Bojonegoro, Jawa Timur, ini mengalami luka pada bagian tangan dan bahu. Saat ini Zahrotun masih menjalani perawatan di rumah sakit di Mekah.
"Kabarnya korban sudah menjalani perawatan. Semoga cepat sembuh," kata Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Bojonegoro Wakhid Priyono yang menerima informasi itu, Sabtu, 12 September 2015.
Wakhid menyebut saat terjadi crane jatuh, Zahrotun dan jemaah Indonesia lainnya tengah berada di Masjidil Haram. Crane jatuh karena kondisi cuaca karena terjadi badai angin. “Kita berharap semua jemaah baik-baik,” ujarnya.
Wakhid berpesan jemaah haji untuk lebih berhati-hati karena kondisi cuaca di Saudi Arabia kurang bersahabat, salah satunya angin kencang, badai pasir, dan hujan. "Jika dalam kondisi tidak penting, jemaah diminta untuk berada di hotel atau di tempat tertutup dan aman."
Baca Juga:
Jemaah haji asal Cepu, Wahyuningsih, 54 tahun, menyatakan kondisi cuaca di Saudi Arabia, kurang baik. Kerap terjadi angin kencang, pasir beterbangan dan kerap merusak tenda serta bangunan. Bahkan jika terjadi angin kencang, kendaraan seperti bus tidak berani jalan. “Karena gelap,” ujarnya kepada Tempo lewat pesan pendek, Sabtu, 12 September 2015.
SUJATMIKO