TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama Komandan Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Kolonel Penerbang Ardhi Cahdjoko, menabuh genderang yang menandakan gelaran Bandung Air Show (BAS) 2015 resmi dibuka, Kamis, 10 September 2015, sekitar pukul 10.00. Tiba-tiba dari arah barat atau belakang panggung utama, terlihat sebuah pesawat berbaling-baling depan terbang mendekati pusat kegiatan.
Namun ternyata pesawat berjenis Pitch S2C berwarna putih itu tidak melintas di atas para pengunjung BAS. Pesawat tersebut langsung melesat 90 derajat ke atas kemudian turun kembali dengan manuver tajam.
Pesawat berbuntut asap itu bolak-balik dari barat ke timur. Setiap kali melintas dekat dengan pengunjung, pesawat itu bak menari. Terbang rendah, melesat ke udara dan berhenti di ketinggian, berputar-putar hingga menukik ke bawah dengan cepat seperti akan membumi.
Aksi aerobatik tersebut membuat ratusan atau bahkan ribuan pengunjung BAS 2015 berdecak kagum. Mata dan kepala mereka terus bergerak mengikuti pesawat, meski siang itu langit menyilaukan mata.
Siapa orang yang mengendarai pesawat sebegitu gilanya? Dia adalah pilot Marsda TNI Purnawirawan Eris Eriyanto. Pria 63 tahun ini punya segudang nyali untuk melakukan aksi-aksi berbahaya di langit berkat latihan setiap hari.
Dalam aksi gila-gilaan di udara selama kurang-lebih 15 menit itu, pilot Eris melakukan 12 atraksi yang di antaranya outside loop, hamerhead, spin, reverse half, vertical roll, loop roll over the top, kumcevok, shark tooth, hingga 4 point roll.
"Saya tidak takut karena sebelum atraksi ini saya biasakan berlatih setiap minggu. Jadi ini sudah biasa buat saya," kata Eris saat ditemui Tempo setelah atraksi.
Meski tidak takut, atraksi ini bukan tanpa kendala. Menurut Eris, dengan kondisi geografis Bandung yang berada di ketinggian, perlu kewaspadaan ekstra untuk melakukan atraksi udara di wilayah ini. "Bandung ini elevasinya tinggi, sampai 2.000 kaki, jadi saya harus extra care," ujarnya.
Usut punya usut, Eris ternyata punya nyali cukup besar karena dulu saat masih bertugas di TNI AU dia adalah pilot senior pesawat tempur. Jam terbangnya juga cukup tinggi untuk ukuran pilot yang sudah pensiun.
"Total jam terbang saya sudah 3.500 jam. Untuk aerobatik, saya sudah lakukan sekitar 250 jam sejak tahun 2010," tuturnya.
PUTRA PRIMA PERDANA