TEMPO.CO, Magelang - Peternak sapi di Magelang memiliki sejumlah sapi berukuran jumbo, yang akan dijual pada hari raya Idul Adha nanti. Nur Waluyo, 42 tahun, misalnya, mempunyai sapi jantan berukuran panjang 2,8 meter dan tinggi 1,5 meter. Sapi yang dinamai Bagong itu akan dia lepas seharga Rp 70 juta. "Sudah tiga orang yang menawar tapi belum saya lepas kalau tidak Rp 70 juta," kata Nur, yang juga Ketua Asosiasi Peternak Kabupaten Magelang, Jawa Timur, Kamis, 10 September 2015.
Bagong adalah salah satu dari dua ekor sapi milik Nur dengan berat 1,1 ton dan khusus dijual pada saat Idul Adha. Satu sapi miliknya, dengan ukuran yang sama, sudah terjual lima hari yang lalu. Pembelinya dari Yogyakarta. Nur mengatakan harga yang ia patok tersebut sebanding dengan perawatan dan pemeliharaannya. Ia juga hanya menjual dua ekor sapinya tersebut khusus untuk Idul Adha. Menurut Nur, ia akan merugi jika si Bagong dijual ke pejagal karena hitungannya per kilogram daging.
Apalagi saat ini orang lagi mencari hewan kurban. Mereka, kata Nur, pasti mencari yang terbaik. "Ukuran segini kalau di Jakarta sudah Rp 100 juta lebih," kata Nur.
Selain si Bagong, Nur masih memiliki tiga ekor sapi yang sedang digemukkan untuk kurban tahun depan. Ia mengaku sengaja menyimpan sapinya hingga mendekati perayaan Idul Adha. "Kemarin saat harga daging sapi mahal banyak pejagal yang datang ke tempat saya cari sapi. Makanya saya sembunyikan karena ini khusus saya jual untuk kurban," katanya.
Nur mengatakan terobsesi menjadi peternak sapi sejak kecil. Ia lahir dari keluarga peternak dan meneruskan usaha ayahnya. Dulu ayahnya juga ternak sapi kecil-kecilan. Sekarang dia berusaha beternak sapi agar dapat besar dan gemuk. Dalam sehari Nur bisa menghabiskan hingga Rp 30 ribu untuk kebutuhan pakan si bagong.
Untuk menggemukkan sapi hingga satu ton, Nur membutuhkan waktu minimal satu tahun. Nur biasanya membeli sapi muda dengan berat 600 kilogram dengan usia sekitar dua sampai dua setengah tahun dan berperawakan bagus. "Jadi bisa dibesarkan sampai berat satu ton," ucapnya.
Ia juga mengatakan mulai menggunakan internet untuk meningkatkan pengetahuannya tentang cara memelihara dan merawat sapi. Kepada dua anaknya, juga mulai ia ajari cara memelihara sapi. "Saat ini jarang sekali anak muda yang mau beternak atau bertani, padahal kalau bukan mereka siapa yang akan meneruskan,” ujarnya.
VENANTIA MELINDA