TEMPO.CO, Palembang - Kabut asap di Provinsi Sumatera Selatan semakin menghawatirkan. Akibatnya, mulai hari ini, ribuan siswa dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas diliburkan dari belajar mengajar di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan Widodo mengatakan, para siswa diminta untuk belajar di rumah hingga kondisi udara semakin membaik.
"Peta pergerakan dan tingkat kepekatan asap menjadi dasar diberlakukannya hari fakultatif ini," kata Widodo, Kamis, 10 September 2015.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kata dia, terdapat tiga daerah dengan kepekatan asap tebal. Jarak pandang sangat terbatas hingga menyentuh batas berbahaya. Setidaknya, ada tiga kabupaten dan kota meliburkan siswanya. Ketiganya meliputi Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Musi Banyu Asin. "Saya berharap hanya tiga kabupaten/kota, jangan meluas ke tempat lain," katanya.
Kabut asap pekat terjadi pada pagi hari hingga pukul 10.00. Sementara itu pada siang harinnya kabut semakin menipis dan jarak pandang makin panjang. "Ini yang pertama kali kami meliburkan siswa," kata Widodo.
Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang Lukman Haris mengatakan, kebijakan meliburkan siswa berlaku mulai hari ini hingga Sabtu mendatang. Selanjutnya Senin mendatang para siswa akan kembali belajar seperti biasa jika keadaan udara semakin membaik. "Asap Palembang sudah membahayakan kesehatan," kata Lukman.
Dari pantauan Tempo, masih ada sebagian kecil sekolah tidak meliburkan siswanya, utamanya sekolah dengan menggunakan pendingin ruangan. Salah satunya di SD Islam Khalifah Annizam, Maskarebet. Siswa masih terlihat belajar di gedung berlantai dua itu. Hanya saja siswa dilarang melakukan kegiatan di ruangan terbuka. Mereka melakukan kegiatan di dalam ruang yang dilengkapi AC. "Hari ini belajar seperti biasa," kata salah seorang staf SD Islam Khalifah Annizam.
PARLIZA HENDRAWANA