TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta membubarkan aksi puluhan orang yang menggelar aksi "penyambutan" rombongan Ketua DPR RI Setya Novanto yang dijadwalkan tiba dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, 9 September 2015. Kepolisian juga menggelandang sebanyak 41 orang pendemo tersebut ke Polres Bandara menggunakan bus polisi.
"Aksi ini tidak berizin, kami bubarkan," kata Kapolres Bandara Komisaris Besar CH Patoppoi di bandara, 9 September 2014.
Patoppoi mengatakan para pendemo tak memahami aturan undang-undang yang melarang unjuk rasa di bandara. "Seharusnya ada pemberitahuan lebih dahulu. Polisi akan memfasilitasi, radiusnya 500 meter dari bandara," katanya. (Lihat Video: Diduga Melanggar Kode Etik, Pimpinan DPR Terancam Dicopot)
Aksi puluhan orang yang mengatasnamakan Kelompok Merah Putih ini cukup mengejutkan polisi. Mereka yang muncul tiba-tiba berkumpul dan menggelar aksi di bunderan prasasti Soekarno-Hatta atau pintu masuk bandara dari arah Jakarta.
Meski hanya sesaat, aksi demonstrasi yang berkumpul di pinggir jalan dengan membawa banyak spanduk ini cukup memacetkan arus lalu lintas di bandara. Mereka merangsek menuju Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
Tak mau kecolongan, puluhan aparat Polres Bandara langsung mengamankan para pendemo dengan membawa mereka ke Polres Bandara menggunakan bus polisi. Sesampainya di Polres, pendemo dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, pedagang, wanita dan lelaki dewasa hingga anak-anak ini didata satu persatu. Mereka mengaku ada yang datang dari Bogor, Tangerang, dan Pamulang.
Patoppoi mengatakan aksi ini mengakibatkan kemacetan panjang dari bandara hingga Cengkareng. Apalagi, kata dia, bandara saat ini juga dipakai untuk keberangkatan haji. "Ini merugikan kepentingan orang lain," ujarnya.
Anto, salah satu koordinator aksi, mengatakan unjuk rasa yang mereka lakukan adalah hasil konsolidasi berbagai kampus di wilayah Jabodetabek. "Kami sepakat melakukan penyambutan anggota DPR yang pulang dari Amerika," kata mahasiswa Universitas Satyanegara ini.
Para pendemo berencana menyampaikan orasi terkait dengan kehadiran dan pernyataan Setya Novanto dan Fadli Zon dalam kampanye calon Presiden Amerika Donald Trump yang dinilai telah merendahkan martabat bangsa dan negara Indonesia.
JONIANSYAH