TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil punya trik khusus untuk mengurangi beban hidup buruh tanpa harus berdebat panjang soal kenaikan upah minimum kota/kabupaten yang sering pula membuat pengusaha pusing.
"Menyejahterakan buruh itu bukan melulu dengan meningkatkan pendapatan tapi mengurangi pengeluaran," kata Ridwan Kamil, di Balai Kota Bandung, Selasa, 8 September 2015.
Ada dua inovasi yang dibuat Ridwan Kamil. Yang pertama adalah membuat penghematan ongkos buruh untuk pergi ke pasar. Nantinya, buruh tidak perlu lagi ke pasar hanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Dengan hanya menelepon koperasi khusus, para buruh cukup berbelanja dari rumah dengan cara menelepon apa saja barang kebutuhan mereka. Belanjaan akan dikirimkan langsung ke rumah tanpa biaya tambahan.
"Mereka bisa belanja pakai delivery sistem. Buruh bisa belanja dengan harga grosir dan dijamin dikirim ke rumah. Sehingga mengurangi curhatan biaya hidup buruh yang berat karena harus belanja di warung," kata Ridwan Kamil.
Untuk inovasi ini, PD Pasar Bermartabat akan mengkoordinasikan dengan para penyuplai dan pembeli grosir bahan kebutuhan pokok. "Mereka pesan sembako kemudian dikirim sesuai pesanan, mau diambil di rumah atau di dalam pabrik belanjaannya terserah," kata Ridwan Kamil.
Inovasi kedua, Ridwan Kamil akan memberdayakan tujuh unit bus milik Pemerintah Kota Bandung yang selama ini sering terparkir untuk dimanfaatkan menjadi bus khusus buruh. Diharapkan, bantuan bus-bus ini bisa mengurangi ongkos ke tempat kerja para buruh.
"Bus-bus dinas aset Pemkot yang akan dioptimalkan untuk jadi angkutan buruh dari zona permukiman dan zona kerja sehingga membantu mereka mengurangi biaya transportasi," ucapnya.
Untuk operasional bus buruh ini, nantinya akan dikelola oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung. "Kita melayani sekolah kenapa tidak melayani segmen masyarakat lain (buruh). Diteliti dulu yang konsentrasi buruhnya paling banyak. Rutenya bukan keliling Bandung," ucapnya.
Ridwan Kamil menambahkan, dua inovasi tersebut bukan sebagai bentuk iming-iming kepada para buruh agar tidak menuntut kenaikan UMK. Dia berharap, kedua inovasi ini bisa diaplikasikan sebelum berganti tahun.
"(UMK) Tetap naik, cuma tidak seperti yang biasa mereka minta. Jadi tiap tahun bisa damai. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa digulirkan sebagai upaya Kota Bandung dalam memberikan kesejahteraan buruh dengan cara-cara yang lebih cerdas," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA