TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Ahmad Heryawan mengaku tengah menyiapkan hadiah kalung koboi (bolo ties) bertahtakan batu akik khas Jawa Barat untuk pemenang medali emas, perak, dan perungu untuk semua cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016. “Bukan suvenir. Nanti ketika seseorang dapat medali, dapat itu juga,” kata dia di Bandung, Selasa, 8 September 2015.
Aher, sapaan Ahmad Heryawan mengatakan, sengaja menyiapkan hadiah batu akik itu untuk mempromosikan kembali batu semi mulia tersebut. Batu akik yang dipilih, sengaja batu semi mulia khas Jawa Barat. “Batunya Jawa Barat bermacam-macam. (Diantaranya) ada Pancawarna dan Ohen dari Garut, Opal dari Sukabumi, serta Jesper dari Tasikmalaya,” kata dia.
Menurut Aher, dia sengaja menghadiahkan batu akik bagi pemenang medali dalam ajang PON XIX itu sekaligus untuk mendongkrak lagi bisnis batu semi mulia. “Sekaligus mempromosikan Jawa Baratnya, sehingga batu akik bisa dikenalkan. Mudah-mudahan berdampak pada ekonomi kerakyatan,” kata dia.
Aher mengatakan, saat ini animo masyarakat terhadap batu akik sudah mulai turun. Khususnya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. “Tapi batu akik yang mahal, bagi kelas menengah-atas itu masih oke,” kata dia.
Menurut Aher, dana untuk menyediakan dasi koboi bertahtakan batu akik akan diambil dari anggaran perhelatan PON XIX dalam APBD Jawa Barat. “Sekitar Rp 2,5 miliaran,” kata dia.
Diperkirakan lebih dari dua ribuan batu akik akan dibagikan untuk sektiar 700 medali semua cabang olahraga dalam ajang PON XIX. Dia mengklaim, dana itu masih lebih kecil dibandingkan anggaran yang disiapkan untuk bonus pemenang medali dalam ajang PON tersebut.
Sujatmiko, geolog sekaligus ahli batu mulia membenarkan jika animo masyarakat terhadap batu akik sudah menurun. Dia setuju jika ajang perhelatan PON dimanfaatkan untuk menaikkan lagi animo masyrakat terhadap batu akik.
Sujatmiko menyarankan agar tidak hanya diperkenalkan lewat pemberian medali, tapi juga sekaligus dengan pameran untuk mengenalkan batu semi mulia itu lagi. “Momentumnya bagus,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 September 2015.
Sujatmiko menyarankan agar batu akik yang akan dipilih sebagai hadiah tambahan pemegang medali PON tidak diambil dari satu daerah saja. Dia beralasan, hampir di tiap daerah di Jawa Barat punya batu khas daerahnya masing-masing.
Menurut Sujatmiko, kemungkinan masyarakat sudah mulai jenuh pada batu akik. “Tapi fenomena batu akik ini bagus bisa sampai setahun,” kata dia. Booming batu akik tersebut juga sempat dinikmati masyarakat di level grass-root. Dia mencontohkan, hanya dengan menggosok batu akik banyak yang bisa mendapat rejeki tambahan dadakan.
Sujatmiko mengatakan, sejumlah alasan yang jadi sebab pasar batu akik jenuh. “Strateginya memang tidak tepat dimana-mana pameran, kemudian muncullah banyak sekali batu palsu,” kata dia.
Dasi koboi bertahtakan batu akik sempat dijadikan suvenir pemerintah Jawa Barat bagi kepala negara yang menghadiri perhelatan peringatan Konfrensi Asia-Afrika di Bandung, pada April 2015 lalu. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Netty Prasetiyani menyiapkan 139 buah kalung koboi (bolo ties) berliontin batuan semi mulia dari berbagai daerah di Jawa Barat. Kalung dasi bertali kulit asli warna hitam sepanjang 110 sentimeter itu diberikan ke tiap kepala negara atau pemerintahan serta menteri luar negeri peserta Konferensi Asia Afrika saat ke Bandung, 24 April 2015.
AHMAD FIKRI