TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa kali mengajak partai lain di luar pemerintah agar segera bergabung ke koalisi partai pemerintah. Termasuk, kata dia, mengajak Partai Amanat Nasional bergabung.
"Ibu Mega beberapa kali mengajak dan menggoda terus. Sampai hari konstitusi beberapa waktu lalu di MPR, Ibu masih menggoda Pak Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) monggo bergabung," ujar Masinton dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu, 5 September 2015.
Tawaran itu, kata Masinton, semata demi mewujudkan politik kebangsaan yang selama ini didengungkan Mega. "Dan akhirnya diterima. Kami senang-senang saja," ujar Masinton.
Pengamat politik Hanta Yudha mempertanyakan ajakan Mega itu. Menurut dia, walaupun Mega mengajak PAN, tetap saja yang memiliki wewenang membagi kekuasaan adalah presiden. "Jadi, masuknya PAN ada dua kemungkinan, memperkuat presiden atau KIH (koalisi pemerintah). Yang saya baca, istana ingin buat multipolar," ujar Hanta.
Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo justru menuduh bergabungnya PAN ke pemerintah menambah kegaduhan internal. Partai-partai koalisi bakal ketakutan kursi menterinya ditarik. "PAN menjadi ancaman bagi mereka yang sudah nyaman dapat kursi. PKB belum apa-apa sudah sudah teriak minta kursi menterinya jangan diganggu, apalagi PDIP," ujar Bambang. "Ini hanya menambah kegaduhan."
INDRI MAULIDAR