TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto menyatakan, bahwa jawabannya terhadap pernyataan calon Presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump, lebih karena miliuner itu telah berinvestasi di Indonesia. Pernyataan tersebut, menurut dia, bukan sebagai pernyataan politis bahwa Indonesia mendukung dirinya sebagai calon presiden.
"Yah, Donald Trump sudah berinvestasi tentu kami hargai. Di saat Indonesia sedang lesu ekonomi, kita harus tarik investor sebanyak-banyaknya," ujarnya kepada wartawan Tempo, Budi Setyarso, melalui layanan BlackBerry Messenger, Jumat, 4 September 2015.
Sebelumnya, Donald Trump secara antusias memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada para wartawan dan para pendukungnya pada Kamis, 3 September 2015. Trump memperkenalkan Setya setelah acara pengambilan sumpah kesetiaan pengusaha tajir ini ke kubu Republik yang diadakan di Trump Tower, New York.
Komjen Buwas Dicopot
Komjen Buwas: Ada Kasus Rp 180 Triliun, Bikin Panas-Dingin
Skandal Crane Pelindo, Komjen Buwas: 1.000 Persen Korupsi!
“Pria ini Ketua DPR Indonesia, datang ke sini untuk bertemu saya. Setya Novanto, salah satu orang paling berpengaruh dan sosok yang besar," kata Trump kepada para jurnalis seperti dikutip dari Business Insider, Jumat, 4 September 2015.
"Dia dan rombongannya ke sini untuk bertemu saya hari ini dan kami akan melakukan satu kegiatan besar untuk Amerika Serikat, begitukah?" kata Trump kepada Setya, politikus Partai Golkar.
"Yes," Setya menjawab. Trump melanjutkan pertanyaannya, "Apakah orang di Indonesia menyukai saya?" Setya menjawab singkat, "Ya, sangat. Terima kasih."
Setya mengatakan, kedatangannya ke Trump Tower itu atas undangan Donald Trump. Saat itu, menurut dia, dirinya dan rombongan DPR sedang berada di New York untuk menghadiri sidang Serikat Parlemen Internasional.
Politikus Partai Golkar itu mengaku tak tahu soal adanya konferensi pers yang akan dilakukan Donald Trump. Dia juga tak menyangka pemilik jaringan Hotel Trump itu akan memperkenalkan dirinya. "Di depan lift mau keluar sudah terjebak konferensi pers. Ternyata dia mengenalkan saya setelah konferensi pers selesai," ujarnya.
FEBRIYAN
Berita Menarik
Dibunuh di Kota Wisata: Karena Nurdin Kesal Nungki Main HP
Alumnus UI Tewas, Jejak Kaki di Balkon Ungkap Kejanggalan