TEMPO.CO, Semarang - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidiqie menyatakan ikhlas meski gagal lolos delapan besar sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saat ditanya ihwal apa rencana selanjutnya, Jimly menyatakan dirinya masih banyak kerjaan yang bisa dilakukan. “Kalau menjadi KPK nggak bisa omong-omong bidang yang lain,” kata Jimly di Semarang, Jumat, 4 September 2015.
Jimly menyatakan karena tak lolos menjadi capim KPK maka justru dirinya bisa ke mana-mana untuk mengkampanyekan konstitusi terkait dengan bidang sosial, budaya, dan lain-lain. Jimly datang ke Semarang untuk memberikan kuliah umum tentang konstitusi dan budaya di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang.
Jimly mengaku, saat mendaftar dalam seleksi KPK, hanya memenuhi permintaan beberapa orang. Bahkan, kata dia, Jimly mengaku sebenarnya dirinya tidak mau. “Saya juga ketuaan,” kata Jimly. Tapi untuk memenuhi permintaan itulah dirinya ikut mendaftar sebagai calon pimpinan KPK.
“Kalau ga lolos ya ikhlaskan saja, ga usah dipersoalkan,” kata Jimly. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menilai keputusan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK merupakan keputusan terbaik.
Saat ini, Jimly masih menjabat sebagai Ketua DKPP. Sebelum itu pernah menempati beberapa jabatan, yakni sebagai Ketua MK pada 2003-2008, kemudian juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 2010.
Nama Jimly masuk dalam 19 besar calon pimpinan KPK. Setelah tes wawancara, nama Jimly terpental tidak masuk delapan calon pimpinan KPK yang diserahkan ke Presiden Joko Widodo. Setelah delapan nama di tangan Jokowi, nantinya akan diserahkan ke DPR untuk menjalani fit and proper test.
ROFIUDDIN