TEMPO.CO, Blitar - Pemerintah Kota Blitar membangun patung Bung Karno senilai hampir Rp 2 miliar. Patung Sang Proklamator direncanakan berdiri tepat di sisi kiri perbatasan Kota Blitar dengan Kabupaten Blitar arah ke Malang.
Para pekerja masih membongkar patung Pancasila yang semula berdiri sebagai batas wilayah. "Patung Bung Karno sebagai ikon bahwa Blitar merupakan Kota Proklamator," kata Pande Suryadi, Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Blitar, Jumat, 4 September 2015.
Baca Juga:
Pembangunan patung yang diprakarsai Wali Kota Blitar nonaktif Samanhudi Anwar itu diperkirakan menelan anggaran Rp 1,9 miliar. Mahalnya biaya ini karena bahan yang digunakan untuk membuat patung seratus persen perunggu. Tinggi patung itu sendiri 9 meter dari permukaan tanah, terdiri atas sosok patung setinggi 7 meter dan umpak 2 meter.
Pande menjelaskan, pembuatan patung Bung Karno tidak main-main, sehingga pihaknya memakai jasa seniman asal Yogyakarta yang juga sukses mendesain patung perak Jalesveva Jayamahe di Komando Armada Timur TNI Angkatan Laut, Surabaya. Pembuatan patung Bung Karno ditargetkan selesai Desember 2015.
Koordinator Komite Rakyat Pemberantas Korupsi, Mohamad Triyanto, mengecam proyek patung tersebut. Menurut dia, pemerintah tak perlu membuang anggaran begitu besar hanya untuk menciptakan simbol Bung Karno di Blitar. Sebab, sejak dulu, Blitar sudah identik dengan Sang Proklamator. "Lebih baik uang segitu dipakai untuk program penanaman nilai Bung Karno," tutur Triyanto.
Dia juga mencurigai proyek itu sebagai alat untuk mencairkan uang negara oleh pihak yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah. Sebab, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek patung itu tak wajar.
HARI TRI WASONO