TEMPO.CO, Bandung - Tim Indonesia lagi-lagi diundang untuk mengirimkan skuadnya guna berlaga dalam ajang Homeless World Cup (HWC) yang bakal dihelat di Amsterdam, Belanda, 12-19 September 2015 nanti. Tidak tanggung-tanggung Tim Indonesia pun menargetkan juara dalam kompetisi itu.
"Targetnya kita juara, minimalnya bisa lebih dari peringkat 4 dunia," kata Manajer tim Indonesia HWC 2015, Rijki Kurniawan dalam acara sukuran dan perkenalan pemain menjelang keberangkatan Timnas Indonesia HWC di Training Camp Rumah Cemara, Jalan Geger Kalong Girang, Kamis, 3 September 2015.
Menurut Rijki, tahun ini merupakan kali kelimanya Indonesia akan berlaga di ajang kompetisi street soccer tingkat internasional. Prestasi tim Indonesia pun tak kalah mentereng dari negara-negara lainnya dalam ajang HWC.
Sebelumnya, tim Indonesia sempat meraih juara kelima dalam ajang HWC 2011 yang dilaksanakan di Prancis. Utu merupakan debut awal Indonesia mengikuti ajang HWC. Kemudian prestasi terbaik yang ditorehkan tim Indonesia pada ajang itu, yakni pada tahun 2012, selang setahun tim Indonesia berhasil menembus perempat final dan menduduki posisi keempat dalam HWC yang digelar di Meksiko kala itu.
Rumah Cemara, selaku national organizer HWC di Indonesia tengah jauh-jauh hari melakukan persiapan dalam mengikuti HWC 2015 nanti. Dari mulai seleksi tim yang akan dibawa kesana hingga persiapan lainnya seperti penggalangan dana sponsor dan sebagainya.
Adapun untuk seleksi pemain dilaksanakan di kota Bandung pada 16-19 April 2015 silam. Sekitar 80 peserta yang berasal dari beberapa provinsi di Indonesia ikut hadir dalam seleksi itu. Diantaranya, dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat dan Bali.
Rijki mengatakan, sleksi itu rutin dilakukan ketika Indonesia akan mengikuti HWC. Karena, kata dia, setiap kali ajang itu dilaksanakan maka pesertanya harus baru semuanya, dan tidak boleh pemain yang tahun sebelumnya pernah berlaga di ajang HWC.
"Sistemnya seperti itu, makanya kami melakukan sleksi, sebetulnya boleh orangnya sama tapi harus naik tingkat, seperti pelatih kita Gim-gim Sofyan, dulunya kan pemain tapi sekarang posisinya jadi pelatih," ujarnya.
Dalam proses seleksi itu, Rumah Cemara memberikan kriteria khusus dalam menentukan peserta yang akan berangkat mewakili Indonesia dalam ajang HWC 2015. Diantaranya, ODHA (pengidap HIV/AIDS), Mantan pengguna narkotika dan obat-obatan terlarang, mantan narapidana dan kaum miskin kota seperti gelandangan, anak jalanan, ataupun tuna wisma.
"Khusus untuk tahun ini, seleksi yang kami lakukan ditambah dengan kriteria bekas napi, tapi sayangnya mereka gagal dalam seleksi," katanya.
Dari 80 peserta itu, maka terpilihlah 8 peserta yang akan mewakili Indonesia di ajang HWC 2015 nanti. "2 orang pengidap HIV/AIDS, 2 orangnya lagi mantan pengguna Napza, dan 4 orang lagi mewakili kaum miskin kota," ucap dia.
Rencananya, kata dia, tim Indonesia HWC akan mulai berangkat menuju Amsterdam pada 9 September 2015 nanti. "Dengan demikian, kita memiliki waktu untuk beristirahat lebih banyak jadi tenggang waktunya cukup menuju tanggal 12 September nanti," katanya.
Ketika pertama kali dihelat, yakni pada 2003, HWC dimaksudkan agar sepakbola bisa dirasakan oleh semua kalangan tidak terkecuali penyandang tuna wisma sekalipun. Intinya menjadikan sepakbola sebagai medium untuk sebuah perubahan yang lebih baik untuk para pesertanya.
Pada awalnya ajang itu bertujuan untuk mengangkat harkat martabat para tuna wisma supaya meraih jalan dan kesempatan untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Seiring dengan perjalanannya, para pemain HWC meluas tidak semata-mata dari kalangan homeless, tapi juga kalangan ODHA, mantan pemakai narkoba, dan kalangan miskin kota.
AMINUDIN A.S