TEMPO.CO, Makassar – Ramadan, 15 tahun, remaja yang ditembak Brigadir Kepala Bambang Maming Sija, 36 tahun, anggota Kepolisian Sektor Manggala, terancam menjadi tersangka. Alasannya, remaja itu yang memulai dan melakukan pengancaman terhadap Bambang di Jalan Tantu Lorong II, Setapak 1, Kecamatan Tallo, Makassar, pada Rabu, 2 September 2015, sekitar pukul 19.30 Wita.
"Dari pemeriksaan saksi-saksi, (Ramadan) bisa jadi tersangka karena sebelumnya melakukan pengancaman. Tapi semuanya itu masih akan kami dalami lagi," kata Kepala Kepolisian Sektor Tallo Ajun Komisaris Hengky Ismanto, Kamis, 3 September 2015.
Dalam pemeriksaan awal, pihaknya juga mensinyalir Ramadan melakukan penyerangan di bawah pengaruh narkotik. "Itu dari hasil tes urinenya," ucapnya. Hingga kini, Ramadan masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar.
Hengky berujar, Bambang menembak Ramadan karena merasa terancam setelah ditodong senjata tajam jenis badik. Akibat tembakan itu, anak baru gede itu mengalami luka tembak yang cukup parah. Tembakan itu mengenai lengan kirinya menembus dada kiri yang tembus sampai ke pinggang kiri. Atas perbuatannya, Bambang langsung ditangkap dan dibawa ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar Makassar.
Juru bicara Polrestabes Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, menuturkan Bambang masih menjalani pemeriksaan perihal tindakannya itu. Pistol polisi itu beserta surat izinnya sudah ditarik. "Senjata api Bripka Bambang, yakni jenis revolver S&W Nomor 11D7273, sebutir amunisi, dan tiga selongsong sudah diamankan unit Paminal," ucapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Bambang menyatakan penembakan itu terpaksa dilakukannya karena merasa nyawanya terancam. Ramadan sudah berulang kali mengancam anggota Sabhara Polsek Manggala itu. Insiden itu bermula ketika keponakannya, Reski dan Angga, dipalak oleh Ramadan sekitar dua bulan lalu.
Bambang, yang tidak terima tindakan Ramadan tersebut, menegur remaja yang sebenarnya masih tetangganya di Lorong I tersebut. Kala itu, Ramadan tidak menggubris penyampaian Bambang dan mulai menyimpan dendam.
Ramadan belakangan mendatangi rumah Bambang dan mengamuk dengan membawa badik pada Sabtu, 29 Agustus 2015. Tapi Bambang enggan meladeninya. Pada Rabu, 2 September 2015, Ramadan kembali mendatangi rumah Bambang dan kembali melakukan pengancaman.
Bambang lantas mengeluarkan pistolnya dan mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali. Tembakan peringatan itu tak membuat Ramadan gentar. ABG itu malah menyerang Bambang dengan maksud menikam. Karena keselamatannya terancam, Bambang meletuskan tembakan ke arah korban dari jarak 5 meter. Ramadan seketika ambruk. Ia kemudian dibawa oleh rekannya, Aring, dan neneknya, Habiba, ke rumah sakit.
TRI YARI KURNIAWAN