Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rasiyo Tersingkir, Ribuan Massa Kepung Kantor KPU Surabaya

image-gnews
Massa pendukung Walikota Risma membawa sapi dalam aksi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 11 Agustus 2015. Aksi yang dilakukan tepat di hari terakhir perpanjangan pendaftaran Cawali dan cawawali ini meminta KPU Kota Surabaya untuk tidak menunda pelaksanaan Pilkada. FULLY SYAFI
Massa pendukung Walikota Risma membawa sapi dalam aksi di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 11 Agustus 2015. Aksi yang dilakukan tepat di hari terakhir perpanjangan pendaftaran Cawali dan cawawali ini meminta KPU Kota Surabaya untuk tidak menunda pelaksanaan Pilkada. FULLY SYAFI
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Sekitar 3.000 massa yang mengatasnamakan diri Gerakan Rakyat Surabaya Menggugat mengepung kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Jalan Adityawarman Nomor 87 Surabaya, Kamis, 3 September 2015. Mereka memadati jalan di depan kantor KPU, sehingga polisi terpaksa menutup arus lalu lintas.

Ribuan massa yang rata-rata mengendarai mobil itu membawa belasan spanduk bertuliskan, "KPU plin-plan", "KPU harus transparan dan tidak menutup-nutupi proses pilkada." Mereka meminta komisioner KPUD Surabaya dicopot. Mereka menuding KPU tebang pilih dalam proses tahapan pilkada Surabaya 2015.

"Buktinya, mereka seakan enggan mensukseskan pilkada, termasuk ketika mencoret pasangan Rasiyo-Dhimam Abror dengan alasan tak masuk akal," kata koordinator aksi, Aldi Karmailis, Kamis, 3 September 2015.  

Menurut Aldi, beberapa peraturan yang diambil oleh KPU seakan main-main. Awalnya, mereka menerbitkan SE Nomor 443/KPU/VIII/2015 yang sudah dibatalkan SE Nomor 449/KPU/VIII/2015 tentang rekomendasi Bawaslu. Kemudian KPU mencabut kembali keputusannya dan melarang Rasiyo-Abror untuk mendaftar di masa perpanjangan pendaftaran pada 6 hingga 8 September.

"Ini kan seakan main-main atau KPU memang ada main dengan mafia politik penjegal pilkada," kata Aldi

Ribuan massa itu bukan hanya laki-laki. Ibu-ibu juga hadir mengikuti aksi itu. Bahkan, dalam aksinya, massa aksi juga membawa keranda mayat sebagai simbol matinya demokrasi di Kota Pahlawan. Aksi ini dikawal ketat ratusan polisi dari Polrestabes Surabaya. Selain memasang pagar berduri, polisi juga menyiagakan dua unit Water Canon di lokasi, termasuk tiga unit K-9 atau anjing pelacak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Koordinator aksi lainnya, Gus Sofyan, mengatakan sebenarnya massa aksi hanya menuntut tiga penjelasan dari KPU. Pertama, KPU diminta menjelaskan pendaftaran Rasiyo-Dhimam Abror yang sudah di akhir-akhir pendaftaran. Kedua, massa aksi menuntut KPU tetap menggelar pilkada Surabaya pada tanggal 9 Desember 2015. Ketiga, massa aksi meminta apabila nantinya pasangan Risma-Whisnu Sakti Buana tidak ada lawannya, maka harus tetap dilantik. "Kami hanya minta penjelasan itu pada KPU," kata dia.

Akhirnya, perwakilan massa aksi diperkenankan masuk ke dalam kantor KPU untuk bernegosiasi. Di hadapan semua komisioner KPU itu mereka menjelaskan tiga tuntutan itu. Bahkan, mereka meminta kepada ketua KPU Surabaya, Robiyan Arifin untuk menjelaskan tuntutan itu dihadapan massa aksi. Robiyan pun akhirnya menyepakati untuk keluar, sehingga pihak kepolisian menyediakan mobil sound system dan sudah menaiki mobil itu.

Namun, massa aksi masih menganggap kurang puas, mereka tetep meminta untuk menjelaskan di mobil komando. Keinginan itu ditolak oleh pihak kepolisian, dan akhirnya semua personel dalmas menyiapkan diri untuk menghadang massa itu. Hingga saat ini, massa aksi itu kian berdatangan dan tidak menghiraukan teriknya panas matahari.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

6 jam lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.


Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

3 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.


PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

3 hari lalu

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat saat ditemui usai debat Capres 2024 di Istora Senayan, Minggu, 7 Januari 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.


Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

5 hari lalu

Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Dubes RI di Paris Mohamad Oemar beserta Isteri, berfoto bersama Anak-Anak Muda Indonesia  dalam silaturahmi Lebaran di KBRI Paris, Perancis, Kamis (11/4).
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.


Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

5 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.


Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

6 hari lalu

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.


Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Direktur Tata Kelola Public OECD

7 hari lalu

Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Direktur Tata Kelola Public OECD

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) di Paris, Perancis, Rabu, 10 April 2024.


Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

8 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Perancis 10 April 2024. Istimewa
Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.


Mensos Risma Ceritakan Pengalaman Indonesia Tangani Bencana

8 hari lalu

Mensos Risma Ceritakan Pengalaman Indonesia Tangani Bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris.


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

9 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.