TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau 708 titik panas di Sumatera. Terjadi lonjakan dari hari sebelumnya yang mencapai 663 titik. Akibatnya, Riau masih dikepung asap pekat.
"Titik panas terpantau pukul 07.00 WIB," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, Kamis, 3 September 2015.
Tiga daerah menjadi penyumbang titik panas terbanyak adalah Jambi dengan 245 titik. Disusul Sumatera Selatan 189 titik dan Riau 177 titik. Titik panas hampir merata terjadi di daerah lainya, seperti Sumatera Barat 32 titik, Lampung 18 titik, Sumatera Utara 10 titik, Aceh tiga titik, Bangka Belitung delapan titik, dan Kepulauan Riau satu titik.
Di Riau, titik api tersebar hampir merata di setiap kabupaten dan kota, yakni Pelalawan 66 titik, Indragiri Hilir 25 titik, Indragiri Hulu 41 titik, Kuantan Singingi 21 titik, Bengkalis tujuh titik, Kampar empat titik, Dumai empat titik, Rokan Hilir empat titik, Rokan Hulu empat titik, dan Meranti satu titik.
"Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 107 titik," ujarnya.
Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membuat jarak pandang di beberapa wilayah menurun, seperti Pekanbaru hanya 200 meter, Pelalawan 200 meter, Dumai 300 meter, dan Rengat 800 meter.
Kabut asap membuat kualitas udara kian memburuk. Sejumlah sekolah di Riau terpaksa diliburkan karena pencemaran udara akibat asap dalam kategori sangat tidak sehat, yaitu mencapai angka 220 Psi.
"Kami telah meliburkan aktivitas belajar di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Zulfadil kepada Tempo.
Menurut Zulfadil, aktivitas belajar terpaksa diliburkan untuk mengurangi risiko dampak paparan asap terhadap anak. Dinas Pendidikan Pekanbaru meliburkan semua sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Aktivitas belajar akan kembali dilaksanakan jika cuaca telah membaik.
"Kami terus berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup untuk memantau kualitas udara," katanya.
RIYAN NOFITRA