TEMPO.CO, Makassar - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sulawesi mendesak Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat untuk segera menetapkan tersangka kasus penembakan yang menewaskan Prajurit Dua Juliadi. Penegakan hukum secara profesional dan transparan mutlak dilakukan guna mencegah ketegangan hubungan kedua institusi itu.
Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras Sulawesi, Nasrum, mengatakan kepolisian mesti bergerak cepat mengungkap kasus itu guna menghindari terjadinya aksi balas dendam atau merembetnya konflik ke daerah lain. "Kasus ini jangan ditutup-tutupi. Kalau jelas indikasinya, ya langsung proses agar semuanya puas atas penegakan hukum yang berjalan," katanya, Rabu, 2 September. 2015.
Nasrum berpendapat bila Polri tidak cepat memproses hukum pelaku penembakan prajurit TNI, dikhawatirkan pihak-pihak yang merasa tidak puas akan main hakim sendiri. Kepolisian mestinya belajar dari pengalaman konflik TNI-Polri di Gowa -yang menyebabkan dua orang tewas- karena kurang transparannya penanganan perkara.
Kasus penembakan Juliadi terjadi di Sirkuit Permanen Sport Centre, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Selatan dan Barat, Minggu, 30 Agustus. Pasca peristiwa itu, sejumlah fasilitas Polri di Polman dirusak dan dibakar. Di antaranya, tujuh unit sepeda motor, satu unit mobil dan satu pos polisi. Di samping itu, ada dua unit sepeda motor milik anggota polisi dan barang bukti yang dibakar.
Berselang dua hari, kembali terjadi penyerangan mobil dinas di Kabupaten Jeneponto dan pembakaran pos polisi di Kabupatan Majene. Hingga sekarang, perusakan dan pembakaran itu belum diketahui apakah terkait konflik TNI-Polri di Polman atau tidak. Nasrum menyebut mau tidak mau, insiden itu akan dikaitkan dengan tragedi di Polman.
Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan pengusutan kasus penembakan prajurit TNI dilakukan profesional dan transparan. Namun, untuk hasil pemeriksaan dan hasil olah TKP masih terus didalami.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Kolonel I Made Sutia, juga menegaskan TNI-Polri tetap solid. Berbagai program akan terus dilakukan untuk meningkatkan sinergitas kedua institusi itu. Salah satunya yakni patroli bersama. Soal adanya aksi penyerangan fasilitas Polri, pihaknya menyerahkan kepolisian untuk menyelidikinya terlebih dulu.
TRI YARI KURNIAWAN