TEMPO.CO, Semarang – Tak lagi menjabat Gubernur Jawa Tengah sejak 2013, Bibit Waluyo mengaku kehidupannya kini justru lebih tenang dan mengasyikkan karena berkegiatan bersama para petani. “Sekarang saya benar-benar menikmati hidup. Hidup di desa dengan bertani dan menikmati udara segar,” kata Bibit saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 September 2015.
Purnawirawan letnan jenderal itu berujar bahwa dia banyak menghabiskan waktu dengan mengelola lahan pertanian untuk sektor pemberdayaan hortikultura di Desa Martoyudan. “Saya tanam sayur-sayuran dan buah-buahan,” kata Bibit, yang juga pernah menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Selain menanam sendiri, Bibit juga memberdayakan kelompok-kelompok tani di Magelang. Bibit mengumpulkan kelompok tani untuk diberi pendidikan seputar dunia pertanian. Dari mengolah tanah, menanam, hingga menjualnya ke pasar. Sesekali Bibit ikut turun sendiri ke desa-desa untuk membeli hasil pertanian itu lalu menjualnya ke pasaran.
Bibit menyatakan masih tetap memegang tagline pada saat dia menjadi Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013. “Saya tetap bali ndeso, mbangun ndeso (pulang ke desa, membangun desa),” ujar Bibit sambil tertawa.
Meski sudah tidak lagi menjadi pejabat publik, Bibit mengaku akan berusaha keras mempertahankan eksistensi pertanian lokal. Sebab, bila serius mengurusi pertanian, kata dia, kedaulatan negara bisa terjaga.
Bibit lengser dari kursi Gubernur Jawa Tengah pada 23 Agustus 2013. Dalam pemilihan gubernur, Bibit yang berpasangan dengan Sudijono Sastroatmodjo kalah oleh pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko. Selama menjabat sebagai gubernur, Bibit dikenal sebagai pejabat yang ceplas-ceplos dalam menyampaikan pernyataan.
Bibit juga pernah berseteru dengan Wali Kota Solo ketika itu, Joko Widodo, tentang rencana penggunaan bekas lahan pabrik es Saripetojo di kawasan Purwosari. Bibit ingin memanfaatkan lahan milik pemerintah Jawa Tengah itu sebagai pusat perbelanjaan.
Namun rencana Bibit ditentang Jokowi karena di sekitar Saripetojo terdapat pasar tradisional. Menurut Jokowi, pembangunan pusat perbelanjaan akan mematikan pasar tradisional tersebut. Bibit lantas mengatakan Jokowi bodoh karena menentang rencananya. Sebab, Solo merupakan bagian dari Jawa Tengah.
ROFIUDDIN