TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Penurunan nilai tukar rupiah belum berdampak terhadap peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta. Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Gunungkidul Eli Martono mengatakan, kunjungan wisatawan ke wilayahnya sejak Lebaran sampai akhir bulan ini didominasi oleh wisatawan domestik.
"Turis mancanegara belum menonjol, hanya sekitar 3.000 dibanding total kunjungan domestik sebanyak 1,9 juta orang," ujar Eli kepada Tempo, 30 Agustus 2015.
Saat ini Pemerintah Provinsi DIY bersama Pemerintah Jawa Tengah sedang menggelar acara Java Promo. Acara ini melibatkan 16 kabupaten yang akan mempromosikan obyek wisatanya ke kawasan Asia Tenggara. "Tiap kabupaten patungan Rp 50 juta untuk promosi ke luar negeri selama dua hari penuh," kata Eli.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharsono juga menyatakan hal yang sama. "Wisatawan biasanya sudah memesan paket-paket wisata sejak jauh-jauh hari," ujarnya.
Kalangan pengusaha usaha wisata khawatir akan penurunan minat warga Indonesia ke luar negeri menyusul melemahnya nilai tukar rupiah. Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies Yogyakarta, Sudianto, mengatakan, jika kondisi ini terus berlanjut, kegiatan usaha wisata dan agen perjalanan bakal terkena imbasnya.
Menurut dia, selama ini warga Indonesia memilih paket wisata ke luar negeri di kawasan Asia, seperti Malaysia, Singapura, Cina, Hong Kong, dan Thailand. Sebelumnya, agen perjalanan menjalankan kontrak dengan wisatawan sebelum dolar menembus angka Rp 14 ribu. Akibat lonjakan itu, keuntungan pengusaha wisata melorot sekitar 15 persen.
Sebaliknya, penurunan nilai tukar rupiah justru menguntungkan para eksportir ikan koi. "Saat dolar tinggi, ikan hias merupakan salah satu komoditas unggulan, mengungkap potensi sumber daya yang melimpah dan pasar internasional yang prospektif," kata Direktur Pengembangan Produk Nonkonsumsi Kementerian Kelautan, Maman Hermawan, kemarin.
Rata-rata pertumbuhan nilai ekspor ikan hias pada periode 2000-2013 mencapai 8,4 persen per tahun dari pertumbuhan ekonomi nasional. Nilai ekspor ikan hias terus meningkat tiap tahun mencapai US$ 30 juta.
PRIBADI WICAKSONO | SHINTA MAHARANI | MUH. SYAIFULLAH