TEMPO.CO, Lumajang - Satu korban perahu terbalik di Pantai Selatan, Kabupaten Lumajang, ditemukan tewas terdampar, Sabtu siang, 29 Agustus 2015. Koordinator SAR Kabupaten Lumajang, Nugroho, mengatakan jenazah korban ditemukan di pantai kawasan Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh.
Korban atas nama Atmo, warga Kecamatan Puger, merupakan salah satu dari empat nelayan yang menjadi korban perahu terbalik di Pantai Meleman, Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kamis pagi, 27 Agustus 2015. Dengan penemuan jenazah satu korban atas nama Atmo ini, masih ada tiga korban lain yang belum ditemukan. "Tiga korban lainnya masih kami cari," ujar Nugroho siang ini.
Menurut Nugroho, awalnya diperkirakan korban terbawa arus ke arah timur atau Pantai Paseban. Namun, ternyata korban terbawa ke arah barat.
Gelombang Pantai Selatan saat ini juga tergolong tinggi dengan ketinggian lebih dari tiga meter. Hal ini menjadi salah satu kendala pencarian korban. "Kami hanya mengandalkan pengamatan dari darat saja," ujar Nugroho.
Kondisi ketinggian gelombang yang mencapai tiga meter tidak memungkinkan untuk pencarian melalui perairan laut. Nugroho berharap ketiga korban lain bisa segera ditemukan bagaimanapun kondisinya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima orang nelayan yakni Atim, Atmo, Sutik, Lehan, dan Mis, dari Puger hendak berangkat melaut pada Kamis pagi, 27 Agustus 2015. Perahu diduga terlalu menepi ke pinggiran pantai sehingga terhantam ombak yang tinggi dan deras hingga perahu terbalik. Empat nelayan hilang dan satu korban berhasil menyelamatkan diri.
Awalnya, empat korban ini diperkirakan berada di bawah kapal yang terbalik. Namun setelah kapal dibelah, korban tidak ditemukan hingga penyisiran dilakukan di sepanjang Pantai Selatan, Lumajang, mulai dari Yosowilangun hingga Tempeh sekitar kurang-lebih tujuh kilometer.
DAVID PRIYASIDHARTA