TEMPO.CO , Malang: Aktivis lingkungan di Malang membuat petisi online menolak revitalisasi hutan Kota Malabar melalui change.org. Para aktivis yang tergabung dalam Aliansi Peduli Hutan Kota Malabar menolak revitalisasi yang akan mengancam kelestarian hutan, serta mengubah fungsi ekologis hutan.
"Dukungan masyarakat untuk petisi mencegah revitalisasi yang dikhawatirkan merusak hutan kota," ujar Koordinator Aliansi, Aji Prasetyo, Jumat 28 Agustus 2015.
Mereka menuntut pembangunan dihentikan dan melibatkan pakar lingkungan untuk membuat perencanaan revitalisasi. Aliansi juga menuntut dilakukan kajian hukum dan ekologis yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.
Selama sepekan sebanyak 3.950 orang yang menandatangani dan mendukung petisi. Hutan Kota Malabar merupakan hutan yang tersisa di Malang setelah sebelumnya hutan kota bekas kampus Akademi Penyuluh Pertanian berubah menjadi perumahan mewah, hotel, dan pusat perbelanjaan.
Gerakan #SaveHutanKotaMalabar juga didukung seniman dan musisi. Sebanyak 21 musisi akan bernyanyi bertemakan lingkungan, air, udara dan hutan dalam Suar Malabar di Kedai Komika, Sabtu, 29 Agustus 2015. Mereka akan merekam seluruh lagu yang terkumpul dalam 1.000 keping cakram padat yang akan dibagikan gratis.
Mereka juga telah berkampanye di sosial media video mengenai kondisi hutan kota Malabar. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang pedoman penyusunan ruang terbuka hijau menyebutkan Malabar sebagai hutan kota bukan taman.