TEMPO.CO, Tasikmalaya - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat, 28 dari total 39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dilanda kekeringan. Masyarakat 118 desa di 28 kecamatan tersebut mengalami darurat air bersih.
Untuk menangani bencana kekeringan tersebut, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya membutuhkan anggaran Rp 8 miliar. Hal ini disampaikan Kepala BPDB Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin saat dikonfirmasi, Jumat, 28 Agustus 2015.
"Anggaran ini untuk pendistribusian dan infrastruktur pemenuhan air bersih. Seperti pembuatan sumur bor, penyediaan pompa air, selang, generator, jeriken, dan kebutuhan lain," kata Kundang.
Anggaran itu, menurut Kundang, akan memenuhi kebutuhan air bersih hingga Desember nanti. Pada Desember, dia memprediksi hujan mulai turun. "Butuh (anggaran Rp 8 miliar) untuk empat bulan," ucap Kundang.
Pemenuhan kebutuhan anggaran Rp 8 miliar itu, ujar dia, terkendala dengan terbatasnya anggaran yang dimiliki pemerintah daerah. Untuk menyiasatinya, BPBD bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.
"Anggarannya terbatas, jadi kami menggandeng pihak perbankan (untuk distribusi air bersih)," tutur Kundang.
Sementara itu, Asisten Subsi Meteorologi Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, Pembantu Letnan Dua Mamanto memperkirakan hujan di Tasikmalaya akan turun awal November mendatang. Hal ini terjadi karena dampak gelombang El-Nino, sehingga kemarau diperkirakan terjadi hingga akhir Oktober nanti.
Menurut Mamanto, tingkat kelembapan udara yang merupakan salah satu pendorong turunnya hujan masih rendah. Kelembapan udara ada pada kisaran 70 persen. "Tingkat kelembapan yang bisa memicu hujan di atas 90 persen," katanya.
Suhu udaranya pun, ucap Mamanto, masih mencirikan musim kemarau. Suhu tinggi pada siang hari bisa mencapai 32 derajat Celsius. Sedangkan pada pagi hari lebih dingin, bahkan pernah mencapai 17 derajat Celsius. "Pada musim hujan, suhu berada pada 21-30 derajat Celsius," ucapnya.
Dia berharap masyarakat dan pemerintah daerah terus berupaya mengantisipasi kekeringan dan menghemat penggunaan air tanah.
CANDRA NUGRAHA