TEMPO.CO, Malang - Anak-anak dan orang lanjut usia berdesak-desakan untuk mendapat beras 3 kilogram dan bihun yang diberikan gratis di Klenteng Eng An Kiong, Malang, Jumat, 28 Agustus 2015. Sejumlah balita dan anak-anak menangis karena berdesak-desakan dan kepanasan. Mereka antre sejak pagi untuk mengikuti sedekah bumi yang diselenggarakan umat Khonghucu.
Panitia sedekah bumi melalui pengeras suara meminta agar masyarakat mendahulukan anak-anak dan lansia. Warga dilarang berdesak-desakan dan menjamin semua akan mendapat beras yang sama. Panitia menyediakan 11.600 paket beras.
"Semua antre dua-dua. Jangan berebut," kata panitia melalui pengeras suara.
Rohaniwan Klenteng Eng An Kiong, Bonsu Anton Priyono, menjelaskan sedekah bumi atau King Hoo Ping merupakan upacara untuk mengenang arwah leluhur yang diselenggarakan setiap tahun. Acaranya adalah memanjatkan doa untuk arwah para leluhur.
Upacara sedekah bumi dilakukan dengan membagi-bagikan paket sembako gratis untuk warga miskin. Ia berharap penerima sembako setiap tahun terus turun. Jika penerima paket sembako berkurang, kata dia, berarti warga Kota Malang semakin sejahtera.
Baca Juga:
Seorang warga sekitar Klenteng, Rini Susilo, datang dengan menggendong anaknya yang berumur 2 tahun. Mereka antre sejak pukul 07.00 atau dua jam sebelum pembagian. Jika hadir berdua, mereka mendapat dua paket sembako.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji dalam sambutannya berharap paket sembako ditambah agar masyarakat miskin mendapat kebahagiaan yang sama. "Terima kasih. Setiap warga kalau bisa mendapat beras gratis 25 kilogram," ujarnya saat memberikan sambutan di Klenteng Eng An Kiong.
EKO WIDIANTO